Evans tak menggubris Elena dan ia malah menyingkirkannya karena menghalangi jalannya.
Evans segera melewati jalanan pribadi yang dibuat khusus untuk menghubungkan rumah yang ditinggalinya dengan kediaman besar milik Henry, pamannya.
"Lee!" teriak Elena.
***
Sampai di depan rumah sang paman. Evan terlihat terengah-engah. Tentu saja hal karena baru kali ini sejak ia sakit berjalan begitu jauh.
"Paman!" panggil Evans dengan suara sedikit serak.
Ia menggedor pintu rumah pamannya itu. Angin laut yang cukup kencang menerpanya menyibakkan rasa dingin ke sekujur tubuhnya.
"Paman!" panggil Evans lagi.
JEGREK!
Seseorang membukakan pintu untuk Evans. Dan betapa terkejutnya orang itu saat melihat Evans.
"Elizabeth, dimana Paman?" tanya Evans.
"Ka-kau Evans?" ujar Elizabeth.
"Ya, aku Evans," sahut Evans. Ia sedang tak ingin berbicara dengan Elizabeth. Ia terburu-buru ingin bertemu dengan pamannya.
Namun Elizabeth malah menarik tubuh Evans dan memegangi seluruh tubuhnya.