"Maaf, apakah begitu? Sepertinya itu bukan sosok ayahku?" ujar Evans.
"Anda saat itu masih sangat muda, Tuan Evans. Tentu Anda tak mengenal apa yang terjadi saat itu," ujar Prabu Wijaya.
Sepertinya Prabu Wijaya tahu kenapa Evans datang menemuinya.
"Maaf, Tuan Prabu Wijaya. Saya tak diijinkan minum oleh istri saya. Kami sedang dalam upaya untuk memiliki keturunan. Bisa saya meminta teh hangat saja?" ucap Evans sembari duduk di sofa mewah yang ada di ruangan itu.
"Ouh, baiklah, akan saya minta kepada pelayan untuk menyiapkan teh untuk Anda," Prabu Wijaya segera menepuk tangannya tanda ia memanggil pelayan. "Sepertinya rumor itu benar kalau Anda cukup sulit untuk didekati, Tuan Evans."
"Apa maksud Anda, Tuan Prabu?" Evans sekali lagi mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Prabu Wijaya.