Kenand tersebut ke arah Andrea. Lalu menyilangkan kedua tangannya ke dadanya.
"Kau tetap saja keras kepala," ujar Kenand.
"Katakan," ujar Andrea memaksa.
"Kau sudah meminum obatmu?" tanya Kenand.
"Ya, Silvy selalu menyiapkan obatku untuknya. katakan apa saja yang kau tahu," ujar Andrea.
"Kau ingat aku pernah menyebutkan tentang pria bernama Evans?"
"Ehem?"
"Dai adalah remaja yang ada di dalam mimpimu," ujar Kenand.
"Memangnya dia siapa?" tanya Andrea. "Kakakku? Tak mungkin, dia orang asing."
"Dia orang yang kau cintai," jawab Kenand.
"Kau bercanda. Aku berkencan, hanya dengan Felix. Bagaimana kau bisa mengatakan aku mencintai pria lain. Lagipula, dia remaja saat aku masih kecil. Berapa umurku sekarang?"
"Tiga pulau lima tahun," jawab Kenand.
"Ya, aku tiga puluh lima tahun. Berapa kemudian umur pria itu? Kau bilang aku jatuh cinta pada seorang pria tua?"
"Dia mungkin empat puluh enam tahun jika masih ada," sahut Kenand.
"Apa maksudmu jika masih ada?"