"Ah, baik," sahut Andrea.
"Baguslah kalau kau baik baik saja. Kau pergi ke tempat umum seperti ini. Kau tak taku tak akan ada yang mengenalimu?" tanya Rendy.
Rasanya enggan sekali menjawab ucapan Rendy.
"Maaf, aku terburu buru," ucap Andrea.
"Oh, baiklah. Silahkan kalau kau masih ada kepentingannya," ucap Rendy.
"Ah, iya," Andrea lantas berjalan melewati Rendy begitu saja.
Meskipun waktu telah berlalu dan Rendy terlihat berubah. Tetap saja, Andrea tak bisa tak memandang Rendy biasa saja. Tetap ada luka yang tertancap di hati dan pikirannya.
"Andrea!" panggil Rendy yang belum beranjak sedikitpun dari tempatnya berdiri.
"Ya," sahut Andrea.
"Maafkan aku," ucap Rendy.
"Maaf? Kau bercanda," ucap Andrea sambil berlalu pergi.
Silvy pun segera mengikuti Andrea dari belakang.
"Kau masih saja membuatku berdebar, Andrea. Kali ini aku akan melakukannya dengan cara yang benar," gumam Rendy