"Tuan Evans!" panggil Kenand.
Tapi Evans tak menyahut panggilan Kenand. Hal itu tentu membuat Kenand panik. Rasa itu semakin memuncak saat ia melihat ceceran darah yang ada di depan kamar. Andrea.
"Tuan Evans!" pekik Kenand.
"Diamlah!" sahut Evans dari arah dapur.
"Tuan!" Kenand segera menghampiri Evans yang berada di dapur.
"Bawa dia. Cari tahu apapun tentang dia," ucap Evans.
"Baik, Tuan," sahut Kenand.
Kenand mengisyaratkan kepada beberapa anggota untuk mengangkut mayat yang sudah diikat oleh Evans itu.
"Apa yang terjadi, Tuan?" tanya Kenand.
"Aku tak mengerti. Aku sedang istirahat di kamar Andrea. Dia tiba tiba masuk dan menodongkan pistol," ujar Evans sambil melempar pistol itu ke Kenand.
Kenand menangkapnya dan memperhatikan bentuk senjata itu.
"Ini ilegal, Tuan," ujar Kenand.
"Aku tahu. Kau cari tahu, siapa yang membeli senjata. Setahuku jenis ini tak ada," ujar Evans.
"Baik, Tuan," ujar Kenand.