"Ayahmu mati meninggalkan warisan yang sangat banyak. Meninggalkan harta yang tak akan habis sampai kau punya anak cucu kelak. Tapi ayahku? Ayahku tak meninggalkan apapun kecuali rumah yang sudah kuaacak acak. Kalau tak ada kau, mungkin sekarang aku tak bisa tinggal di rumah itu," ucap Andrea.
Evans mengehela nafas sejenak. Lalu melemparkannya karung berisi sayuran itu. Dia menggendong Andrea dan membawanya naik ke rumah kayu.
"Evans! Evans! Turunkan aku! Kau bisa kelelahan membawaku. Itu sayuran yang kau beli kenapa tak kau bawa. Kenapa kau geletakan begitu saja? Evans!" pekik Andrea.
Evans buru buru masuk ke dalam rumah. Diturunkannya Andrea lalu ia langsung memburu gadis itu dengan ciuman bertubi tubi.
"Evans, mmp. Evans mm apa yang kau lakukan! Aku lelah," pekik Andrea.
Namun Evans terus saja mengecup bibirnya tanpa henti.
"Aku bisa gila karenamu, Andrea," ujar Evans.
'Apa karena kau mencintaiku?' ucap Andrea dalam hati.