Chereads / Asmara / Chapter 68 - Bab 67

Chapter 68 - Bab 67

Siang hari yang panas selepas pulang sekolah..

Aku terdiam duduk dengan santai diberanda teras bersama para sahabat the kos (alil,dera,risye) dan beberapa penghuni teman kosan lainnya dari sma delapan.

Kita telah sepakat kemarin berwacana bahwa hari ini akan merujak bersama dikosan sepulang sekolah setelah anak anak kosan kumpul.

Akhirnya rencana itupun bukan sekedar wancana belaka saja, tapi terealisasikan juga.

Kami semua sepakat patungan membeli beberapa buah buahan untuk merujak dan juga bumbu rujaknya.

Disiang hari yang panas ini memang sangat cocok sekali untuk rujakan bersama sama.

Setelah semua persiapan dan segala macam yang dibutuhkan terkumpul.

Kita semua mulai menyiapkan buah buahan segar, ada pepaya, mangga muda, jambu air, mentimun, kedongdong dan bengkuang.

Setelah dikupas dan dicuci bersih pepaya dan teman teman buah lainnya kita masukan kedalam wadah dijadikan nya satu.

Tidak lupa sambal rujaknya telah jadi disebuah ulekan batu yang berukuran sedang, dan alil lah yang menguleknya karena sambal rujak buatan alil memang mantap.

Para penghuni kosanpun memakan rujak bersama sama diberanda teras, ditambah satu teko es teh manis buatan ku, dan kerupuk putih yang dibeli risye bersama dera diwarung tadi.

Tidak lupa pula sukro,pilus dan cemilan lainnya menyertai.

Ya beginilah kosan putri kalau sedang berkumpul bersama terasa seru sekali.

Selain rujakan bareng, kita semuapun saling sharing dan mengobrol apapun bersama.

Tak lama telepon genggamku berdering, ternyata telepon masuk dari kekasihku tersayang.

Aku mengangkat teleponku, namun suara disebrang sana terasa asing.

Bukan guntur yang meneleponku, hanya saja menggunakan ponsel guntur.

Aku menghalokan teleponnya, dan ternyata itu suara andri.

Andri meneleponku lalu berkata guntur jatuh dari motor saat pulang sekolah tadi.

Guntur dirumah sakit, kakinya dijahit ta..begitu sahut andri padaku.

Seketika aku menjadi lemas mendengarnya namun akupun menjadi panik.

Rumah sakit mana ndri?

Tenang ta tenang, gua jemput lo sekarang kekosan ya,

Aku menutup teleponku, dan menceritakannya pada anak anak kosan.

Alil,dera dan risye menenangkanku..

Bagaimana jika kita jenguk guntur bareng bareng ucap alil pada semua, dera dan risyepun setuju..

Namun aku berkata, aku saja duluan guys yang melihat keadaan guntur. nanti aku kabari kalian,,

Kamu yakin ta? tanya alil padaku.. aku mengangguk, Yasudah jika seperti itu maumu ta.

Sekarang kamu cepat siap siap bukankah andri sahabatnya guntur akan menjemputmu kemari? ucap dera, dan akupun melangkahkan kaki menuju kamar kosan dengan perasaan cemas karena memikirkan guntur, kini aku menjadi kuatir sekali padanya.

Tak lama kemudian, andripun telah datang menjemputku. lalu mengajakku menuju tempat dimana ada guntur berada saat ini, sepanjang jalan andri bercerita panjang lebar soal guntur yang jatuh dari motornya.. sesaat aku teringat akan kejadian heri.

Dalam hati aku berkata semoga guntur baik baik saja, sampai ditempat tujuan.. aku terkaget karena yang kudapati bukan rumah sakit, melainkan sebuah klinik.

Aku berkata pada andri.. kok keklinik ndri? loh bukan nya ke rs? Guntur dijahit disini ta, ayok masuk ajak andri padaku.

Aku mengikuti andri sampai pada sebuah ruangan, dan andri membuka pintunya.

Gun my sweety lo datang nih..

Aku melihat kearah guntur yang sedang duduk santai pada sebuah sofa dalam ruangan itu dengan senyam senyum.

Apaan sih kamu gak lucu tahu ucapku ketus pada guntur,

Aku yang dari tadi merasa cemas dan berpikir yang tidak tidak tentang guntur, namun malah disambut dengan guntur yang sedang senyam senyum melihat kecemasan dan reaksiku.

Kamu tuh ya aa ngerjain aku..huhu, aku memukul lengan guntur pelan dan seketika langsung memeluknya, syukurlah kamu enggak apa apa aa.

Entah mengapa aku jadi terasa melow sendiri, bulir bening tiba tiba menetes dari mataku menjatuhi pipi, refleks guntur yang melihatnya lalu mengusap pipiku dengan lembut oleh jemari tangannya.

Aa enggak apa apa teh, nih lihat cuma dijahit kecil lututnya lima jahitan aja. lutut aa lagi pengen cium aspal dengan mimik wajah bercanda padaku.

Tahu ah masih aja bisa ketawa haha hihi, ucapku padanya..

Lagian hati hati dijalan aa kalau bawa motor itu.

Iya teteh sayang, aa udah hati hati cuma tadi enggak sengaja mau menghindari lobang eh malah ngerem mendadak ya aa jatuh, untung dijalan lagi sepi tadi.

Masih aja bilang untung? kamu tuh ya a.. timpal keita pada guntur.

Iya untunglah teh, coba kalau ada kendaraan pas lewat kan kita enggak tahu apa yang terjadi? Hmm..

Sudah sudah jangan bahas ini, aku enggak mau dengar ini a,, iya iya sayang maaf yang udah bikin kamu panik dan kuatir.

Aa saja langsung telepon andri tadi terus ya langsung kesini sama andri.

Terus ayah ibu kamu gimana a?sudah dikasih tahu belum?

Guntur menggelengkan kepalanya, kenapa belum dikasih tahu a?

Sudah enggak apa apa lagian ayah sama ibu takutnya malah berlebihan nanti kuatirnya.

Nanti saja dirumah aa cerita sendiri pada ayah dan ibu.

Kamu sama andri saja yang tahu ini buat aa sudah cukup.

Iya enggak bro? ucap guntur pada andri sahabat dari kecilnya yang sedari tadi hanya menyimak obrolanku dengan guntur.

Andri menimpali ucapan guntur selow bro..

Ya beginilah keita, kekasihmu itu enggak mau bikin orang lain kuatir berlebihan kecuali elo dan gua, unjuk andri padaku. dan kita bertigapun tertawa diruangan itu..

Aku baru tahu ternyata itu adalah ruang tunggu, setelah selesai membereskan adminstrasi.

Kami bertigapun pulang dengan boti alias bonceng tiga menggunakan motor andri, tentu saja andri yang memboncengnya.. guntur duduk ditengah dan aku dijok paling belakang.

Jangan tanya motor guntur kemana atau bagaimana nasib motornya? sudah pasti motornya pun dirawat di rs khusus otomotif alias masuk bengkel..hehe.

Andripun mengantarkan aku terlebih dahulu kekosanku bersama guntur.

Saat aku turun dari motor andri, tiba tiba kekasih andri menelepon minta dijemput dari rumah temannya.

Guntur langsung berkata, sana jemput saja dulu yayang lo tuh ndri.. nanti si sasa ngamuk lagi kalau enggak on time.

Udah buruan sana otw ndri.. ucap guntur,

Terus lo gimana gun? selow gua dikosan my sweety dulu aja kalinya.. boleh kan teh?

Iya enggak apa apa kamu disini dulu aja a!

Habis jemput sasa baru lo kesini lagi jemput gua ya..hehe sahut guntur.

Wokeh angguk andri tanda setuju, yaudah gua jalan dulu ya jemput si mecinku haha ucap andi dengan nada bercanda dan segera menstarter motor maticnya itu.

Gunturpun akhirnya menunggu dikosanku duduk santai dibangku panjang seperti biasa diberanda kosan ditemani olehku.

Alil,dera dan risye segera menghampiri kita berdua dan bertanya bagaimana kronologinya guntur bisa jatuh dari motor, dan mereka berkata syukurlah kalau enggak apa apa.

Tadi itu keita panik banget loh gun sahut dera menceritakan kecemasan ku pada guntur.

Iya astaga sampai enggak mau diam teh kei tadi timpal risye.

Dan aku hanya tersenyum melihat sahabat sahabatku begitu antusiasnya bercerita tentangku didepanku pada kekasihku ini.

Alil menyahuti.. siapa juga yang enggak panik kalau dengar orang tersayang kita apalagi kekasih kita kenapa kenapa? iya enggak guys? iya banget tuh pasti kita semua juga akan panik dan mencemaskannya.

Setelah ngobrol sesaat bersamaku dan guntur, sahabat sahabat the kos pun kembali ketempat masing masing..

Alil menonton tv sinetron favoritnya akan segera tayang, dera kekamar hendak mandi dan risye sedang berteleponan dengan deriz kekasihnya dekat tangga didalam kosan.

Akupun dan guntur ngobrol santai disore hari yang indah diberanda kosan seperti biasa.

Aku tahu lutut kekasihku ini pasti terasa perih dan linu karena habis dijahit, namun dihadapanku laki laki ini selalu memperlihatkan karakternya yang sok kuat.. entahlah padahal aku tahu kekasihku sedang merasakan rasa linu yang luar biasa namun tak dirasanya sama sekali didepanku.

Bukan sekali atau dua kali guntur selalu tampak kuat dan tegar dihadapanku,

Dari sudut pandang yang aku lihat tentangnya, aku tahu dia..

Bagaimana caraku melihatnya? bagaimana otak dan hatiku menilainya..

Seperti yang sudah aku bahas dihalaman pertama, entah mengapa aku selalu suka memperhatikan karakter orang lain.

Apalagi ini orang yang amat kusayangi.. kekasihku sendiri.

Kekasihku ini seolah menyimpan satu rahasia yang tak pernah kutahu.

Guntur namamu.. seperti halilintar yang menggelegar dan menyerbu bagai gemuruh angin dalam ingatanku,

Kau selalu tampak kuat meski terkadang mata indahmu tak bisa berdusta..

Terkadang tanpa sengaja aku melihat mata itu ada sorot yang tersirat rasa dalam dirimu yang menggangga bagai luka yang belum aku tahu dapatkah aku melihat lukamu itu lebih dalam?

Agar aku tahu bagaimana bersikap untuk menentukan hal seperti apa yang ingin kau bagi denganku?

Bisakah aku menjadi obat untuk menyembuhkan lukamu itu?

Meski aku dan dia telah lama bersama, ada satu hal yang kurasa darinya guntur enggan membagi lukanya denganku.

Padahal tanpa guntur sadari, aku tahu ada luka yang tersembunyi dibalik keceriaannya saat bersamaku.. namun aku tak pernah berani untuk bertanya lebih dalam lagi padanya soal luka apa itu yang mengganjal hatinya..

Karena yang aku yakini, jika dia ingin membagi cerita padaku.. sudah pasti dengan sendirinya dia akan bercerita luka itu padaku tanpa perlu aku bertanya.

Aku belajar menghargai privasinya, karena dalam hidup ini terkadang ada hal hal yang tak boleh kita masuki begitu saja.. ada garis pembatas dalam hati setiap orang, dan tidak sembarang orang dapat menyelami batas garis itu.

Jika sipemiliknya tidak mengijinkan kita untuk bertamu, maka kita tidak akan pernah sampai pada ruang itu.

Ruang dimana hanya dirinya dan tuhanlah yang tahu apa yang tersimpan dalam palung terdalam hatinya.

Maka aku biarkanlah seperti itu karena aku tak ingin melewati garis batas yang sudah guntur bangun, Toh aku percaya.. dalam hatinya guntur pasti ada satu ruang yang iya bangun khusus untukku dan hanya untukku, ruang itupun hanya aku yang bisa mengaksesnya, bukan orang lain atau siapapun.

Tapi hanya aku sipemilik ruang itu dalam hatinya, begitupun dengannya..

Aku membangun satu ruang khusus dalam hatiku dan hanya dia yang bisa mengakses didalamnya.

Tentangnya dan semua kenangan kita..

Meski dia seolah nampak kuat dan tegar selalu dihadapanku, tertawa riang gembira bersamaku..

Menutupi satu luka dalam hatinya,

Dia selalu penuh kejutan dan menghangatkan hatiku.

Guntur pernah bilang padaku, tak peduli bagaimana aku? siapa aku?

Aku adalah hal terindah yang pernah ia temui dalam hidupnya,

Karena bersamaku selalu menjadi lebih indah dan mudah.

Denganku dia dapat menjadi dirinya sendiri..

Itulah yang aku kagumi selalu darinya.

🌷🌷🌷