Andika tiba di hotel. Ia bergegas memasuki ballroom dan berdiri di atas altar. Dadanya berdebar-debar menantikan momen yang sudah membuatnya terjaga semalaman.
Jay mengacungkan jempolnya kepada Andika yang sangat tampan dalam balutan jas hitam dengan bunga mawar menghias saku jasnya. Ia melihat Andika memakai jas setiap hari. Semua warna pernah dipakai oleh laki-laki itu, tapi setelan jas hitam yang dipakai Andika saat ini memiliki keistimewaan yang tidak pernah ada sebelumnya.
***
"Ve sangat gugup, Bu," ucap gadis itu.
"Itu wajar, kok. Waktu ibu akan menikah dengan ayah Tari, ibu juga merasakan hal yang sama. Tenang saja, semuanya akan berjalan sesuai rencana," kata Nurlena.
Ia, Tari, dan Ve menaiki mobil yang dikirim Andika untuk menjemput. Elang membawa mobil panti dan membawa serta anak-anak panti yang bertugas sebagai penabur bunga. Mereka akan menjadi pengiring pengantin wanita.