Pagi hari, Nurlena membaca pesan dari nomor yang tidak dikenal. Ia syok dan tubuhnya terduduk di lantai seketika. Ia mengerti sekarang, kenapa ia begitu cemas pada Ve dan Dika sejak beberapa hari yang lalu. Nurlena menangis Sambil menggenggam ponselnya erat-erat.
Tari yang baru selesai mandi, kebingungan melihat sang ibu.
"Ada apa, Ma? Kenapa menangis?" Tari menarik tangan Nurlena dan mencoba membantunya untuk bangun, lalu memeluk sang ibu yang terus menangis. Setelah sedikit lebih tenang, Nurlena pun bercerita. Astari ikut panik mendengarnya. Ia segera masuk ke kamar dan mengganti baju. Setelan kemeja panjang dan celana panjang dengan warna navy senada. Astari meminta Hilma mengambil kunci mobilnya dan pergi ke rumah sakit bersama mereka.
Tok! Tok! Tok!