"Kau tadi dengar sindiran Tuan Zhou, Nakula?"
Sandra begitu penasaran dengan reaksi Nakula. Hingga dia menanyakan hal tersebut. Tentu saja dia begitu hati-hati, takut Nakula tidak nyaman.
"Iya Kak. Biarkan saja. Kita sebagai anak serba salah memang kan? Tidak perlu masuk ke hati. Sudah biasa itu. Yang terpenting kita selalu yakin, kalau jodoh tidak akan ke mana."
Perkataan Nakula yang begitu dewasa, mampu membungkam mulut Sandra. Dia seperti tidak ingin lagi mengorek-ngorek perasaan Nakula. Takut luka itu akan keluar dan justru berat bagi Nakula melepaskannya.
"Maaf ya Nakula. Kakak berpikir ini begitu berat. Bahkan dulu Kakak mirip seperti kau. Tapi kalau dipikir-pikir lebih sulit kau."
Nakula tersenyum ke arah spion. Sandra melihat senyum tersebut. Pemuda itu begitu paham kisah si bosnya. Karena dia juga mencari tahu semua itu.