Suara ledakan terdengar dari tempat di mana tadi mereka melihat pameran. Riuh suara lautan manusia berdesakan memadati pintu keluar Musium.
Penduduk lokal dan turis tidak mengenal rupa. Mereka mencoba menyelamatkan diri masing-masing.
Percikan api semakin tercium. Jaraknya hanya lima ratus meter dari tempat Sandra dan anak-anaknya duduk.
"Ayo Ma."
Sandra ingin sekali bangkit. Tapi suara ledakan yang cukup kencang benar-benar membungkam lututnya.
"Ayo naik Ma. Cepat!"
Sandra tidak punya pilihan. Dari pada dia dan anak-anaknya mati terpanggang di sini. Meski dia sebenarnya tidak tega melihat tubuh Sky menjadi pijakannya.
Sande mengurai keramaian, dia yang memandu untuk Sandra dan Sky keluar lebih dulu.
"Lewat sini, Sky!" teriak Sande.
Sande tahu Sky terlihat kewalahan. Tapi dia berusaha menahannya. Yang terpenting bagi Sky keselamatan Sandra.
"Kau tidak apa-apa, Sky?" tanya Sande yang tahu itu hanyalah basa-basi semata.
