"Sat!" Ify memanggil lirih Satria.
"Ify!" Satria bahagia ketika Ify akhirnya mulai terbangun dari tidur panjangnya.
Satria pun tampak bahagia menatap Ify yang telah datang.
Ify terlihat mengerjap-kerjapkan kedua matanya. "Akhirnya kamu bisa membuka kedua mata kamu, Fy," ujarnya.
Suasana pagi begitu hangat dengan sinar mentari yang menelusup. Rasanya terlihat begitu pekat sekali. Sungguh ini memang suasana yang tidak pernah ada. Satria mulai tersenyum tipis.
"Sat..." Suara lirih Ify.
"Iya, Fy." Balas Satria. "Kamu mau apa Fy?"
"Aku haus, Sat," lirih Ify. "Ambilin aku minum, Sat."
Satria langsung saja mengambilkan air mineral untuk Ify, ia benar-benar sangat ketakutan malam itu. Ia tidak menyangka kalau sahabatnya mengalami keracunan makanan. Ia tidak bisa membayangkan apabila telat.
"Aku kok ada di sini, Sat?" Tanya Ify dengan kalimat terbata-bata.
Satria tampak cemas sekali melihat kondisi Ify begitu mencemaskan sekali. "Fy, kamu jangan begini?" Ujarnya menatap Ify.