Di dapur Ify mendengus kesal bercampur jengkel sekali, apalagi menyaksikan kemesraan Kaia dan Angkasa. Begitu menyiksanya hingga ke uluh hati. Menatap dalam aroma kekesalan mendarah daging. Cinta dalam diam memang sangat sulit bagi Ify. Dia hanya mampu menyimpan rasa.
"Nona Ify, apa perlu bi Ning bantu?"
Ify hanya mampu melamun sambil mengaduk aduk membuatkan teh hangat. "Lebih baik dia nggak usah datang aja sekalian!" Dengusnya dalam hati.
Di luar Kaia dan Angkasa saling mencuri pandang satu sama lain. Di ujung sana ada sebuah bara api panas yang membakar hati. Ify membawa satu nampan berisikan secangkir teh hangat.