# JUNG SEO YUN
itu namaku. Nama yang sangat indah yang diberikan orang tuaku saat aku dilahirkan.
Masa kecilku sangat indah ditemani teman-temanku saat memasuki sekolah paud. Dan juga orang tuaku menyanyangi aku karena aku anak mereka satu-satunya. Ibuku min kyung hee menderita penyakit tumor ovarium yang mengharuskannya kehilangan rahim yang berarti tidak bisa memiliki anak selain diriku. Tentu aku sangat sedih karena tidak bisa merasakan memiliki seorang adik yang bisa diajak bermain seperti teman-temanku yang lainnya.
Hari-hariku penuh kedamaian dan ketenangan sebelum semua runyam.
Hidupku normal hanya sampai aku memasuki sekolah menengah umum. Lim art school . aku membenci diriku ketika aku menginjak remaja.
Saat pertama datang semua menatapku, biasanya seseorang akan menatap seorang wanita karena memiliki wajah yang sangat cantik, tapi hari ini kebalikannya.
Tatapan itu...
Seakan mereka ingin muntah melihat ku.
Wanita yang melihatku dengan tatapan jijik itu menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Seperti berada ditumpukan kotoran. Lalu wanita disebelahnya lagi membantunya mengipas dengan anggun seperti dayangnya.
" Ah, siapa dia? Sangat Mengganggu pemandangan!" Cercanya, temannya itu pun menoleh arahku dengan tatapan sinis seperti yang dilakukan wanita tadi lalu juga menutup hidung.
" Hei. Kau itu siapa? Apa kau anak pengemis, uehh bau sekali. Apa kau tidak memakai parfum, heh? " Hinaannya menusuk hatiku, dadaku sesak. Ini pertamakalinya aku dihina didepan keramaian. Berkat wania itu kini semua orang menatap ku dengan pandangan kian jijik.
"Ak..aku.."
Semua lalu mengambil bangku masing- masing saat mengetahui guru memasuki kelas. Aku masih berdiri ditengah pintu melihat bangku yang kosong dari kejauhan. Hanya satu tersisa dibagian belakang.
"Permisi"
Aku tersentak saat seseorang memegang bahuku. Pria itu tersenyum padaku lalu memandangku ragu.
" Apa yang kau lakukan ditengah jalan? Aku tidak bisa lewat" senyumnya tulus dan dia tidak seperti siswa lain. Aku menghangat.. ternyata tuhan masih menitipkan malaikat sebaik dia dikelas ini. Dan saat itu juga aku kembali semangat bersekolah.
Pandanganku masih melihat arah kemana punggungnya. Ternyata bukan hanya aku saja yang tertegun melainkan seluruh siswa perempuan yang berada dalam ruangan ini.
Aku mengalihkan otakku agar tidak konslet. Biar bagaimanapun aku adalah kotoran kelas ini dan tidak pantas dihargai.
" Maa..maaf, semua bangku terisi penuh apakah aku boleh duduk disampingmu? " Aku berada didepan pria itu memohon agar dapat duduk dengannya. Percayalah aku hanya ingin duduk! Tidak lebih. Ketika dia hendak menjawab.
" hei apa kau tidak punya malu? Bagaimana mungkin dia ingin duduk disamping, kau seperti bau sampah" lagi-lagi ucapan wanita tadi keluar menghinaku. Aku diam tidak ingin berdebat dengannya.
Phakkkkk!
Hentakan meja menggema diruangan.
Tubuhku tersentak hebat. Pria itu terlihat marah karena ucapan wanita tadi. Aku jadi merasa takut saat melihat ekspresi wajahnya seperti monster seperti film yang kutonton.
" Maaf, aku tadi mendengar pujian tak pantas. Mungkin sebaiknya kau menjahit mulutmu" ucap pria itu tenang. Lalu melirik arahku dan menarik tanganku, hingga tubuhku terpelosok kedalam pangkuannya, lagi-lagi membuat seisi kelas heboh dan hinaan kepadaku makin menjadi.
Oh, sial ini pertanda buruk..
Kancing bajuku tersangkut gelang tangannya, aku cepat-cepat melepasnya hingga kebodohanku terjadi,kancing bajuku terlepas dan menperlihatkan sebagian tangtop pinkku. Ia memalingkan wajah tampannya segera.
Aku menunduk malu. Lalu duduk didekatnya. Tak lama guru datang lalu. Memulai pengenalan siswa baru.
Raut wajahku mulai gelisah saat satu persatu nama dipanggil kedepan memperkenalkan diri. Lalu sebuah tangan memberikan ku jarum entah dari pada ia mendapatinya, aku buru-buru menerimanya menunduk malu.
"Terimakasih" ucapku. Ia hanya mengangguk. Lalu fokus melihat kedepan. Aku mengarah ketembok untuk memasang baju sialanku yang rusak ini.
"Baiklah selanjutnya JUNG SEO YUN silahkan memperkenalkan diri anda" degg... Aku mendengar namaku disebut, akhirnya aku maju kedepan dengan sangat gugup.
Semua mata menatapku jijik, aku meneguk ludah dan menghirup nafas dalam. Lalu mulai berbicara
" Halo selamat pagi" ucapku sebagai salam pembuka , namun tak ada yang menyahuti. Kemudian aku melanjutkan
" perkenalkan saya jung seoyun, senang bisa bergabung dikelas ini, semoga kedepannya saya bisa akrab bersama teman-teman semua" aku menunduk hormat setelah menyelesaikan ritual perkenalan diri. Lalu aku menuju arah bangku tempat ku duduk bersama pria itu.
" Selanjutnya, MIN KYUNG HEE" semua bersorak riuh ketika wanita penuh pesona anggun itu berjalan kedepan dengan mulusnya tanpa membunyikan jejak.
" Selamat pagi, semua" semua membalas sapaannya, aku tertunduk sedih mengingat diriku beberapa saat lalu, kehadiranku seperti tidak diinginkan disini. Saat aku melihat wajahnya. Aku tersentak kaget ternyata itu wanita tadi yang menghinaku habis-habisan yang membuatku dipermalukan.
'MIN KYUNG HEE' batin ku lirih.
Aku terus meliriknya di balik celah rambutku yang agak bergelombang sepinggang, aku tidak ingin punya masalah dengan wanita jahat itu.
Setelah itu pria didekatku pun berdiri. Aku kaget dia berjalan kedepan.. astaga dari tadi aku melamun ternyata.. baiklah aku lalu mendengarkannya saksama..
" Saya JEONG IN SU" ucap suara baritonnya, raut wajahnya tegang dan dingin seperti tidak ada kehidupan disana. Mata tajamnya fokus kedepan entah dia melihat arah mana. Aku mengingat nama itu, tapi aku tidak tahu. Yang jelas saat ini aku melihat bagian mata nya yang tajam, seperti tokoh komik detektif conan edogawa.
Saat pandangan mata tajam itu beradu arahku. Aku membeku, cepat-cepat buang pandangan. Lalu pura-pura menulis pada halaman buku yang kosong.
Oh sial. Kenapa aku bisa gugup begini. Seo yun sadarlah. Kau itu kotoran..
" Apa yang kau tulis?" Aku terlonjak hingga bagian pinggir buku tercoret..
' kenapa dia bertanya ?
" Aku.. menulis" ia mendekat arahku, sontak aku menjaga jarak darinya. Alisnya miring.
" Kau hanya membuat coretan tak disengaja" ucapnya, astaga demi apapun rasa maluku semakin tinggi.
" Benarkah?" Apa yang baru saja aku ucap. Aku seperti orang bodoh sekarang.
" Ini.." dia menujuk bagian pinggir buku , yang memang terlihat seperti coretan tak disengaja. Aku segera menutup bukuku dan menjauh darinya.
" Ini bukan apa-apa" jawabku. Lalu aku melihat arah depan memperhatikan pidato walikelas.
" Jeong in su" uluran tangannya seperti sengatan listrik. Darah ku berdesir seketika aku spontan menjauhkan tanganku darinya.
In su sepertinya tersinggung atas perbuatanku. Wajahnya berubah dingin lalu kembali melihat arah depan. Kebisuan mengiasi ruangan kelas ini mendengar pidato walikelas yang terus berlangsung.
" Aku.. jung seo yun" ucapku pelan. Ia menoleh arahku seperti kaget dan perlahan tersenyum. Jantungku ingin lepas dari tempatnya saat ini. Karena efek radiasi senyum in su.
**
" Kalau aku boleh tau, kenapa kau seperti takut padaku? " Tanyanya tiba-tiba membuat ku tersedak makanan. Saat ini kami berada disalah satu kantin sekolah, selepas bel istirahat berbunyi in su mengajakku kekantin, aku sempat menolak namun dia memaksa dengan dalih ia tak memiliki teman. Ungkapnya.
" Kau tahu, aku ini sangat jelek. Tidak ada yang menyukai ku disini" ucap ku sedih. In su mengerti apa yang kukatakan padanya. Ia terlihat berpikir beberapa detik. Kemudian ia menatapku
" Bagiku semua wanita cantik. " Ucapnya menghibur. Aku tahu itu hanya omong kosong. Kenyataannya tak pernah salah. Hanya cermin lah yang jujur saat ini.
" Ia bagi wanita terpilih" ucapku tersenyum, lalu kembali mengunyah makananku segera.
" Kau tinggal dimana seo yun? " Aku menoleh padanya. ' untuk apa dia ingin tau? '
" Aku tidak memiliki teman digangnam, aku baru pindah kesini dua minggu lalu. " Jelasnya. Aku turut paham
" Aku tinggal tak jauh dari sekolah.. 10 menit akan sampai " ucapku tanpa memberi tahu alamat terperinci. Dia mengngngguk, mungkin ia paham aku tak ingin memberi alamat rumahku pada seseorang tak dikenal.
"Baiklah, aku mengerti" ucapnya.
Kuharap kata-kataku tidak menyakiti in su. Dia pria baik, bahkan dengan wanita jelek seperti ku dia baik. Aku malu saat berjalan disampingnya, semua siswa menatapku sinis. Bagaimana mungkin ada pria yang sangat tampan bisa berjalan dengan siburuk rupa ini. Rasanya seperti didunia dongeng.
Saat mengunyah makananku, tiba-tiba selera makanku hilang, saat melihat min kyung hee menuju arah ku dan in su. Aku tak mengerti apa keinginannya. Aku berusaha setenang mungkin.
" Hai. " Ucapnya tersenyum pada in su, lalu bergantian menatap jijik padaku. Aku menunduk takut.. in su ternyata menyadari reaksiku ketika berada didekat kyung hee, kemudian in su menarikku segera pergi dari kyung hee dan teman-temannya.
" In su. Kau mau kemanaaa???" Teriak kyung hee keras semua siswa menatap kami berdua. Satu sisi ada yang menatap lembut in su, lalu menatap sinis diriku. Kulihat kyung hee mengepal tangan. Oh tuhan apalagi ini... Akupun terus berjalan karena tanganku digenggam in su.
In su.. aku akan mendapat masalah besar. Kupikir kyung hee menyukaimu. ' pikirku.
Setibanya kami dikelas nafasku sesak karena terlalu cepat mengikuti jalan in su.
" In su. Kenapa jalan mu cepat sekali?"
In su menatapku bingung.
" Kau itu sangat lambat " ucapnya. Aku menyerngit heran, tapi segera ku abaikan.
Dari balik pintu. Kyung hee beserta teman-temannya memasuki kelas dengan elegan dan gaya modis seperti idol. Aku terpana melihat kecantikan kyung hee berbanding terbalik dariku yang seperti partikel atom terkecil. Ada namun tak terlihat, dimata yang tepat.
" Kyung hee, kau sangat cantik. Apakah aku boleh meminta nomor mu?" Ucap salah satu pria, seingatku namanya yoon ju su. Aku mengingatnya karena kulitnya yang terlalu putih dari yang lain.
" Maaf, tapi aku tidak bisa memberi sembarang ponselku pada siapapun" ucap kyung hee anggun. Aku melihat percakapan dua orang itu dari kejauhan. Suaranya terdengar jelas.
Tiba-tiba kyung hee menatapku tajam. Aku memalingkan pandangan. Berharap wanita itu tak membuat keributan denganku. Aku meliriknya sedikit dari celah rambutku. Oh untunglah ia duduk tenang dibangkunya..
Syukurlah .. nafasku kembali normal. Lalu aku mendapati in su tengah memandangku heran.
" Ada apa?" Tanyanya, kujawab gelengan kepala. Kemudian kami pun fokus pada pelajaran pertama.
...
#min kyung hee
Sial. Wanita jelek itu ternyata memiliki jimat andalan.
Bagaimana mungkin peri sepertiku ditolak mentah oleh in su.
Ada apa ini? Aku tak bisa memaklumi semua ini.
" Kyung hee, kau harus memberi pelajaran pada siburuk rupa itu. Biar dia sadar posisinya" teman kyung hee. Kim nee ha memberi saran. Aku sempat berpikir. Saran dari nee ha terlihat masuk akal.
" Aku tak habis pikir. Ada apa dengan mata in su. Kau sangat cantik kyung hee. Aisshh.. aku bisa gila karena ini" sergah lee min ah. Aku agak tersinggung karena ucapan min ah tapi tidak masalah. Wanita jelek itu harus tau batasan.
Lihat lah jika kyung hee menginginkan sesuatu. Maka seekor semut pun harus mengalah.
Terbentuklah senyum penyihir diwajah malaikatnya. Kyung hee menampilkan senyum smirk, mereka pun saling menatap satu sama lain.
Aku menunggu si jelek itu keluar kelas. Saat ini pelajaran baru selesai, seperti yang kudengar tadi guru memintanya untuk membantu dibagian kurikulum entah untuk apa aku tidak ingin tahu. Yang penting dia pasti pulang paling akhir dan inilah kesempatanku menunjukkan kekuatanku padanya. Agar sijelek itu takut pada seorang kyung hee.
" Kyung hee, apa dia akan lewat sini?" Min ah menatapku khawatir sepertinya dia takut.
"Kenapa aku gugup. Apa kau takut min ah?" Tanya nee ha meremehkan. Min ah menggeleng cepat.
" Dengar. Hari ini akan menjadi sejarah bagi sijelek itu . Kita harus menggunakan kesempatan ini. Kalian paham!" Keduanya pun mengangguk penjelasan instruksi ku.
" hei.. lihat itu si buruk rupa" ucap min ah bersemangat. Aku menoleh dan mengenpalkan tangaku seperti akan meninju seseorang. Lalu menuju arahnya berjalan sendirian.
Aku menarik kuat kerah seragamnya lalu melemparkan tubuhnya ketembok, kulihat sijelek ini ketakutan tangannya bergetar dan wajahnya memucat.
" Hei, jelek. Kita belum berkenalan?.kenalin aku kyung hee" aku menggenggam tangannya lalu memelintirnya hingga ia kesakitan.
" Ahkkkk" lirihnya sepelan mungkin. Aku sangat puas melihat wajah buruk rupa itu kesakitan. Dia mendorongku kuat lalu hendak melarikan diri. Tiba-tiba min ah menangkapnya dari arah berbeda.
" Hahah. Mau kemana kau ha!. Kyung hee aku menangkap buruanmu! Lihatlah." Aku berjalan mendekati sijelek itu. Wajahnya kian ketakutan saat melihatku semakin mendekat.
" Kau itu sangat jelek, tapi kenapa tingkah mu seakan kau paling cantik?" Aku menjambak rambutnya sekuat mungkin, dia menangis akibat ulahku. Aku tampak pura-pura berpikir.
" ah, ya. Mungkin kau memakai jimat? Apa mantra? Cepat beritahu AKUU" teriakku didekat telinganya. Tubuhnya bergetar hebat. Lalu aku semakin mejambak rambutnya dan mendorongnya ketembok hingga membentur kepalanya.
" Min ah. Silahkan giliranmu" ucapku. Min ah tampak ragu, lalu aku mengngguk padanya. Kemudian ia menampar wajah itu berkali-kali. Hingga seo yun mimisan.
"Hahaha, ini sangat menyenangkan, seperti memainkan peran akting. Oh.. aku ingin sekali bermain drama.." ucap nee ha.. aku menyuruhnya untuk menunjukkan bakat aktingnya segera. Nee ha lalu menendang sijelek itu hingga terlempar kebelakang.
Akhirnya aku bisa membuatnya jera hingga tak bisa melawan diriku lagi.
"Sudah ku bilang.. aku min kyung hee" ucapku. Kuinjak badannya yang tak berdaya itu. Kulihat dia menangis terisak, aku semakin senang dengan semua ini. Ini seperti pencapaian prestasi terbesarku.
Lalu kami bubar meninggalkan sijelek dengan keadaan menggenaskan..