Chereads / My Teacher My Huband / Chapter 4 - bertengkar

Chapter 4 - bertengkar

"Hehe yaudah aku yang simpan Tante" kata Kevin sambil tersenyum

"Oh iya mending kamu samperin tuh si Raina dia kalo lagi ngambek pasti lama deh" ucap mamah lalu Kevin mengangguk setelah itu dia samperin ke kamarnya.

"Rai buka pintunya ini saya Kevin" katanya sambil mengetuk pintu kamar gw

"Mendingan lu pergi aja sana" usir gw

"kamu marah sama saya" tanya kevin yang masih mengetuk pintu kamar gw

"Pikir aja sendiri" kata gw yang masih di dalam kamar

"Maafin saya kalo saya salah ayo dong buka pintunya Rai" ucap Kevin sambil berusaha mengetuk pintu kamar

"Kalo kamu gak mau keluar saya dobrak pintunya loh" kata Kevin yang ada diluar kamar

"Eh jangan dong masa iya nanti kamar incess gak ada pintunya" omel gw bangkit dari kasur kemudian buka pintunya

"Lagian gak dibuka pintunya" kata Kevin

"Oh iya mana hp saya? Hp saya pasti Sama bapak kan" ucap gw

"Kata mamah kamu saya gak boleh kasih hpnya ke kamu" kata Kevin

"Loh kok gitu sih nanti kalo teman saya ngechat saya gimana?" tanya gw sambil mengangkat alisnya

"Ya mana saya tau" jawab dia dengan santuyy

"Ihh sebel deh" kata gw kemudian gw membaik masuk kamar lalu ingin menutup pintunya tapi di tahan Kevin

"Jangan di tahan dong gw mau tutup pintunya" lanjutnya sambil berusaha menutup pintu

"Jangan tutup pintunya nanti saya di marahin mamah kamu ayolah buka pintunya" kata Kevin sambil menahan pintunya untuk dibuka

"Ha ha ada ide gw" gumam gw

Kemudian gw melepaskan tangan gw dari pintu itu dan setelah itu Kevin jatuh haha😅akhirnya ide gw berhasil

"Wahaha😂mangkanya jangan cari masalah sama saya" dengan sombongnya

"Kurang ajar ya kamu" sambil berdiri dari jatuhnya kemudian tiba-tiba dia mengunci pintu kamar gw dan sekarang hanya gw dan Kevin berdua di kamar oh my good 😲 gw gak bisa diam aja disini nanti yang ada gw di apa-apain lagi sama dia. Gw kan masih perawan masa iya gw harus melepaskan begitu saja nanti apa kata orang coba?

"Ihh ngapain lu ngunci kamar gw, bukain gak pintunya" kata gw sambil ingin membuka kuncinya tapi dia mendekati gw tapi gw mundur sampai-sampai gw udah di ujung tembok kamar gw

"Bapak mau ngapain" lanjutnya dan dia tetap mendekat dan tidak ada jarak lagi diantar kita

"Saya ingin menerkam kamu" sambil mencium bibir gw dan gw berusaha mendorongnya tapi dia tetap melakukannya, dia terus melakukannya dan tiba-tiba pintu kamar gw di dobrak oleh Abang gw sendiri

"Apa apaan ini" marah Dani setelah Kevin berhenti melakukannya lalu gw memeluk Abang gw

"Hiks...hiks..." Tangisan gw sambil memeluk Abang gw dengan erat

"Maksud lu apa melakukan seenaknya gitu ke adik gw" emosi Dani sambil menonjok Kevin

"Udah bang berhenti nanti dia bisa mati" kata gw dengan memisahkan diantara mereka berdua

"Dia gak bisa dibiarin dek dia udah kurang ajar sama lu" bela Dani

"Maafin gw dan gw gak tau kalo Raina itu adik lu" maaf Kevin sambil memegang bibirnya yang tadi ditonjok dani

Papah dan mamah yang lagi diruang makan mereka mendengar suara ributan di atas.

"Mah, kaya ada suara ribut-ribut deh" kata papah yang baru saja duduk di kursi meja makan

"Iya pah dimana yah" jawab mamah sambil menaruh masakan tadi di meja makan

"Coba deh kita samperin takutnya terjadi apa-apa loh kayanya suaranya ada di kamar Raina" bangkit dari duduknya

"Iya pah ayo" ajak mamah kemudian mereka ke kamar gw papah melihat Kevin disudut bibirnya mengeluarkan darah

"Ada apa ini" kata papah yang baru saja datang dan semuanya pada diam

"Jawab kenapa bibir kamu berdarah Vin" lanjutnya

"Gapapa om" ucap Kevin sambil melihat ke arahku juga

"Dani Raina apa yang kalian lakukan sampai-sampai Kevin luka kaya gitu" tanya papah

"Hiks...hiks... Tadi dia mau perkosa aku pah" jawabku sambil mengeluarkan air mata

"Ini gak bisa dibiarkan kalian harus cepat-cepat menikah" kata papah

"Menikah" kaget gw

"Gak bisa gitu dong pah dia udah melakukan bejat ke adikku pah" lawan Dani dia gak mau adikknya kenapa-kenapa

"Mangkanya itu papah ingin mereka menikah secepatnya" tegas papah

"Gak... Aku gak mau menikah sama dia, dia pria brengsek aku benci dia" marahku

"Kalo kamu gak mau emangnya kamu mau hidup miskin hah" teriak papah sambil melihat ke arahku

"Lebih baik aku miskin dari pada harus menikah dengan lelaki brengsek kaya dia" sambil nunjuk-nunjuk Kevin

"Raina" teriak papah dia sudah cape ngurusin gw yang selalu buatnya marah

"Aku ingin pergi dari rumah ini, aku cape tinggal disini aku itu udah kaya bahan taruhan kalian lebih baik gw pergi dari sini" teriak gw sambil memasukkan baju-baju gw ke koper

"Dek Abang mohon jangan pergi" mohon Abang gw sambil mencegat gw untuk tidak memasukkan bajunya ke koper

"Maaf bang gw tetap pengen pergi dari sini" dan Dani pasrah apa yang dilakukan gw

"Setelah ini jangan cariin gw, dan gw gak perduli mau kalian hidup miskin juga, gw mau urus aja hidup masing-masing permisi" pamit gw semuanya masih diam aja ditempat

"Itu anak gak bisa diatur haaaa"teriak papah sambil mengacak rambutnya sendiri

"Om maafkan aku om aku yang salah" kata maaf Kevin

"Iya gapapa kamu bisa tolong om gak" tanya papah

"Bisa om tolong apa om" jawab Kevin sambil menaikkan alisnya

"Om minta bawa Raina kembali ke rumah lagi" kata papah

"Ngapain sih pah minta tolong sama dia, mana benar dia ngurus Raina apa lagi kalo udah nikah nanti pasti gak benar tuh jaga Raina" ledek Dani

"Kamu diam aja deh Dan" marah papah

"Apa? diam aja setelah adikku pergi gitu aku kecewa sama papah yang lebih mentingin perusahaannya" kata Dani kemudian pergi meninggalkan mereka

"Maafkan sifat mereka berdua ya" kata papah

"Ya gapapa om saya ngerti kok" ucap Kevin

"Nanti kamu coba cari Raina dirumah temannya di jalan komplek raya Hamid disitu biasanya dia kesitu kalo pergi dari rumah" kata papah

"Ya om nanti besok saya Carikan saran saya beri dia waktu untuk menenangkan pikiran setelah itu baru bawa dia pulang" saran Kevin

"Ya benar Vin kamu emang calon suami pengertian" kata papah lalu Kevin mengangguk dan tersenyum

Sekarang gw udah dirumah teman gw, dan gw pengen ngindep dirumah teman gw aja dari pada dirumah yang ada gw di nikahin sama lelaki brengsek itu?

"Assalamu'alaikum" ucap salam gw sambil ngetuk pintu rumah dia, iya-iya lah rumah dia masa rumah gw sih

"Wa'alaikumussalam, eh lu mau ngapain bawa koper" jawab salam bunga

"Hiks...hiks..." Tangisan gw

"Heh lu jangan nangis disini nanti dikira warga gw ngapa-ngapain lu lagi sini masuk aja ke dalam" kata dia sambil membawa koper gw ke dalam rumah dia