"Aku…" ucap Reika dengan kalimat mengantungnya.
Albert menoleh ke arah Reika dan ia tersenyum lembut sampai kedua matanya menyepit.
"Tenangkan dirimu di sini untuk sementara, lalu pikirkan apa yang akan di kejar. Jangan biarkan masa lalu menguasai hatimu, karena itu adalah kelemahan terbesar untuk membunuh musuh yang di masa kini yang hidup dengan santainya."
Reika terdiam. Lalu tertawa terbahak-bahak melihat Albert yang seperti kakek-kakek yang berusia senja. yang pandai menasehati orang dengan kata-kata bijak.
"Apa yang lucu?" tanya Albert heran.
"Tidak," balas Reika yang menutup mulutnya dengan satu tangan dan kembali tertawa lagi melihat wajah Albert yang terheran-heran menatapnya.
Albert hanya bisa mengerutkan dahinya. Lalu kembali memakan kue manis tersebut sampai sisa satu dan menyerahkan pada Reika.
"Aku tidak suka makanan manis. gigi aku bisa bolong semua karena sakit," tolak Reika halus dan memperlihatkan giginya yang tersusun rapi yang merupakan gigi asli.