Di pukul, di tendang bahkan di jedotkan ke dinding, berapa preman masih tidak mengatakan apa yang mereka ketahui. Hal ini membuat berapa bawahan CEO Botal mulai kehabisan kesabaran dan mereka mulai melakukan hal yang lebih menyakitkan lagi. satu persatu kuku di cabut dengan paksa dari jemari dan terakhir siap memotong alat vital mereka dengan geraji.
CEO Botak masih duduk denggan santainya. Ia menghisap rokok dengan gaya penguasa dan menikmati setiap teriakkan yang keluar dari para mulut preman yang berteriak kesakitan yang tiada henti-hentinya di siksa oleh para bawahannya. baginya teriakan para preman adalah sebuah lagu untuk menikmati malam yang sunyi dalam kesendirian selama 20 tahun ini.
"Sepertinya mereka sudah bosan hidup," ucap CEO Botak yang sudah kehabisan kesabaran.
Para bawahan melirik para preman yang sudah bernasib tragis.
"Apa lebih baik kita bunuh saja?" tanya salah satu bawahan.