"Jadi kedatangan Papa, Mama sama Naufal ke sini untuk melamar Raina." Papanya Naufal membuka suara.
Ya Allah Raina masih merasa bahwa ini semua mimpi, bahkan Raina menganggap kalau wanita yang duduk di sampingnya ini hanyalah ilusi semata.
"Raina mau kan jadi menantunya Papa sama Mama?"
Raina menatap wajah kedua orang tua Naufal secara bergantian, lalu beralih ke seseorang yang dari tadi belum ngeluarin suaranya sama sekali beserta perempuan hamil yang mengaku sebagai istrinya Naufal.
"Tapi ma, bukannya kak Naufal udah punya istri?"
Tentu saja semua orang yang ada disana kaget denger omongan Raina kecuali Raina, Naufal dan Mei.
"A-apa maksud kamu, Nduk?" Tanya Caca yang belum ngerti sama apa yang dimaksud sama Raina.
Raina menggigit bibir bawahnya, sebenernya dia lagi mencoba buat menahan diri biar enggak nangis begitu mengingat perkataan perempuan yang duduk disamping Naufal tempo hari.