"Hiksss..."
"Mbak maaf-"
Raina langsung mendongak ketika ada yang nyamperin dia, enggak lupa Raina ngusap air matanya lagi.
Begitu tau siapa orang yang datang menghampiri dia, Raina buru-buru buat berdiri.
"Maaf kalau saya mengganggu, mbak kenapa nangis, apa ada yang jahatin mbak?" Tanya seseorang yang diketahui Raina adalah karyawan supermarket itu.
"Ohh enggak ada kok mas."
"Terus kalau enggak ada kenapa mbak nangis kayak tadi?"
"Maaf kalau saya ganggu mas, saya nangis karna nyari adik saya yang enggak balik-balik. Tadi kita pisah disini tapi kok di cari-cari enggak ketemu."
"Oalahhhh jadi mbak nangis karna adiknya yang enggak balik-balik?" Raina mengangguk membuat mas-mas karyawan supermarket itu terkekeh, "Ya Allah mbak, kirain saya ada yang jahatin mbak tadi. Yaudah mbak tenang aja, saya akan umumin pakek pengeras suara buat nyari adiknya mbak. Kalau boleh tau adiknya mbak namanya siapa, biar saya gampang buat nyarinya."
"Mbak?"