"Tapi aku takut kamu bakalan sedih kalau aku ngomongin soal kak Naufal."
"Aku udah enggak papa kok kalau kamu mau ngomongin soal kak Naufal."
"Kamu beneran udah enggak papa?"
Raina mencoba memberikan senyum terbaiknya supaya Isna tau kalau dia udah baik-baik aja bahas tentang Naufal, "Iyaa aku udah enggak papa, jadi apa yang mau kamu omongin soal kak Naufal?"
"Emmm nanti aja deh ya nggak enak kalau ngomongnya disini, takut didenger sama orang."
"Terus kamu mau ngomong dimana?"
"Gimana kalau abis sholat subuh kita jalan-jalan dulu, kemana gitu sambil ngobrol tentang kak Naufal."
"Emangnya kenapa sih kalau kita ngomongnya disini?"
Isna menghela napas, "Ya akunya sih enggak papa, tapi aku enggak enak kalau ada yang denger kita ngomongin cowok."
"Ehmm iya juga sih, yaudah kalau gitu nanti aja abis sholat subuh."
"Nah itu baru cocok."
"Apanya yang cocok."
"Astaghfirullahalazim." Raina kaget sambil pegang dadanya, dia kaget waktu Haidar tiba-tiba ada disamping dia.
