"Haah bunda mau bagiin ke rumahnya Raden juga?" Bundanya ngangguk, "Tumbenan, terus yang nganter ke rumahnya Raden siapa. Kan jauh bun."
"Nanti biar dianter sama Zayyan."
"Naik apa, naik sepeda? Bunda nggak kasian gitu sama Zayyan, udah puasa disuruh gowes sepeda dari rumah ke rumahnya Raden."
"Siapa bilang bunda nyuruh Zayyan ke rumah Raden pakek sepeda."
"Terus kalau enggak naik sepeda, bunda mau nyuruh Zayyan naik apa. Enggak mungkin jalan kaki kan?"
Bunda Iren ngegelengin kepalanya, "Ya enggak kak, masa bunda tega sih nyuruh anak cowok bunda satu-satunya itu buat jalan kaki, apalagi ini kan lagi puasa kasian kan." ujarnya lalu melirik ke arah Raina sebentar, "Bunda suruh naik motor-"
"Bukannya ayah enggak ngebolehin Zayyan buat naik motor ya bun, tapi kenapa bunda malah ijinin dia naik motor?"
"Enggak papa, kamu kayak engak tau aja kalau Zayyan sering naik motor tanpa seengetahuan ayah. Bunda kadang juga sering kecolongan sih."