"Gamma."
Gamma yang merasa namanya baru saja dipanggil langsung menoleh dan melihat sang ayah yang sedang duduk di sofa.
Gamma sendiri kaget melihat ayahnya yang udah ada didepannya, biasanya kalau mau pulang pasti ayahnya ngabarin dulu tapi kenapa sekarang tiba-tiba udah ada di rumah.
"Pa."
"Baru pulang?" Tanya sang papa yang dari tadi belum mengalihkan pandangannya dari koran yang lagi dibacanya, "Kok tumben jam 1 udah pulang, bukannya kampus kamu lagi ada acara?"
Gamma memegang tali tasnya terus jalan deketin papanya, "Ohhh itu... Tadi Gamma ijin pulang duluan karna nggak enak badan."
"Kamu yang nggak enak badan atau perempuan muslim itu yang nggak enak badan?" Tanya papanya Gamma, "Kamu abis nganterin dia pulang kan."
"Papa tau dari mana kalau-"
Prakkkk
Papanya Gamma melempar sebuah amplop berwarna coklat yang Gamma sendiri juga tidak tau apa isi didalam amplop tersebut.
Jesper, papanya Gamma melipat kembali korannya terus menatap anak semata wayangnya itu.