"Yaudah kalau gitu Raina ke depan juga ya bun nyamperin Raden, kasian dari tadi Raina cuekin terus."
"Eittt ini bantu bunda ngehias kuenya dulu, baru abis itu boleh nyusul ke Raden-"
"Bunda, biar Sekar aja yang bantu bunda buat ngehias kuenya-"
Raina natap Sekar bingung, "Kamu sejak kapan manggil bunda aku dengan panggilan bunda." Tanya Raina datar.
Nah loh, sekarang Raina ngeh kalau dari tadi temen adeknya itu manggil bundanya dengan sebutan 'bunda'.
Sejak kapan?
Kok kedengerannya kayak lancang gitu ya tiba-tiba manggil bundanya kayak gitu kecuali kalau bundanya sendiri yang minta.
Tapi masa bundanya minta Sekar buat dipanggil kayak gitu sih?
Sekar ngegigit bibir bibir dalamnya takut, "M-maaf kak, kalau aku lancang tapi-"
"Bunda yang suruh Sekar buat manggil bunda dengan panggilan kayak gitu kok, kak. Jangan galak gitu dong mukanya." Ucap Iren sambil narik sudut bibir Raina dengan kedua jari telunjuknya, berusaha menciptakan sebuah senyuman dari bibir Raina.
