Rasa syukur dan sangat senang begitu terlihat di wajahnya Alena beserta dengan gurunya saat itu, namun tidak dengan Nathan yang hanya diam sembari menyaksikan di saat para penduduk iblis yang semulanya tidak ada yang ingin membantu untuk berperang, namun semakin lama semakin banyak bahkan mereka berbondong-bondong untuk segera tiba di aula utama istana iblis agar tidak terlambat.
"Aku memang tidak suka dengan Sean bersama dengan temannya itu, tapi bukan berarti aku juga tidak suka dengan bantuan dari para iblis yang dengan sengaja ingin membantu mereka dalam berperang. Akan tetapi, aku hanya tidak ingin mati konyol di sana, namun setelah itu aku pastikan akan terus merebut Quiena dari dalam pelukannya Sean seperti yang sudah aku janjikan," batinnya Nathan di saat melihat para pasukan iblis terus bertambah banyak.