Alcott hanya diam melihat saudara sepupunya yang ngamuk-ngamuk itu.
Beberapa jam kemudian....
Tampak Hana sedang memberikan satu box berisi makanan pada pihak panti. Tak hanya box besar berisi makanan saja, Hana juga memberikan beberapa lembar uang yang diletakkan nya didalam amplop.
"Hmm, Bu. Ini ada makanan untuk anak-anak panti disini. Dan ini, saya ada uang sedikit untuk anak-anak disini," ucap Hana seraya memberikan uang pada ibu kepala panti.
"Makasih banget ya, Mbak. Semoga Rezki Mbak bertambah banyak dan berkah," jawab ibu kepala panti.
"Aamiin," Hana tersenyum seraya mengangguk. "Ya sudah, Bu. Saya pergi dulu, permisi," Hana keluar dari panti asuhan itu.
Ia menatap kearah mobilnya. Di kursi mobil bagian tengah serta di bagasi mobil masih terdapat empat box besar berisi makanan. Hana menghela nafas, setelah itu iapun masuk kedalam mobilnya.
"Kira-kira ke panti asuhan mana lagi ya?" ucap Hana. "Sudahlah di kota ini banyak panti asuhan jadi aku tidak perlu susah-susah memikirkan letak-letak panti asuhan," lanjut Hana.
Hana menyalakan mesin mobilnya, usai itu iapun mengendarai mobilnya pergi dari sana.
Sepanjang perjalanan, Hana melihat banyak sekali anak-anak berkeliaran. Tapi anak itu tidak sendirian, mereka ditemani oleh ibunya. Ada yang sedang bermain di taman, ada yang sedang jajan di kantin dan lainnya.
"Hmm anak-anak itu semua bodoh, waktu kecil mereka disayang, waktu besar mereka akan dimanfaatkan," ucap Hana dengan wajah juteknya
Sedangkan ditempat lainnya...
Leon sampai di acara pesta yang ditujunya. Disana keluarga besarnya hadir serta banyak rekan-rekannya yang juga hadir. Tapi kebanyakan dari mereka sombong terhadap Leon. Meski begitu tamu undangan yang kaum wanita pasti terpesona akan ketampanan Leon.
Leon melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung pesta. Disamping kanannya sudah ada Alcott yang setia mendampinginya. Ketika pintu gedung dibuka, Leon bersama Alcott masuk kedalam.
Kedatangannya langsung jadi sorotan satu gedung. Tamu undangan yang hadir tak berhenti menatapnya.
Leon berjalan dengan dingin, angkuh dan sombongnya. Ia tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya.
"Leon, apakah kamu mau bertemu dengan Mom and Dad?" tanya Alcott yang berjalan disampingnya.
"Tidak, aku tidak mau bertemu dengan mereka. Biar mereka yang langsung menemui ku," jawab Leon. Leon duduk di kursi yang kosong begitupun dengan Alcott.
"Baiklah. Hmm apakah kamu mau minum, Leon? atau kamu mau makan?" tanya Alcott.
"Enggak, makanan dan minuman disini adalah sampah! aku tidak ingin makan dan minum disini," ketus Leon. Alcott menghela nafas seraya geleng-geleng kepala.
"Hmm semua minuman dan makanan orang lain kamu anggap sampah semua kecuali memang bagimu orang itu baik, terhormat dan kamu suka sama orang itu," gumam Alcott.
Leon pun teringat bahwa sebelumnya Lavender sempat membawa keripik kentang untuknya. Tampaknya keripik kentang yang diberikan oleh Lavender lebih nikmat dibandingkan makanan di pesta itu, pikirnya.
"Alcott, tolong ambilkan keripik kentang yang ada di ransel sekolahku!" pinta Leon.
"Ha? keripik kentang? serius kamu Leon?" tanya Alcott yang begitu heran dengan Leon.
"Iya, keripik kentang! cepat ambilkan atau ku pecat kamu!" ketus Leon. Meskipun permintaan Leon aneh bagi Alcott akan tetapi Alcott tetapi menuruti permintaannya Leon.
Alcott menghubungi supir pribadi untuk mengambil keripik kentang yang ada di ransel nya Leon.
Beberapa menit kemudian...
Supir pribadi Leon pun masuk kedalam gedung pesta. Tak butuh waktu lama supir pribadi Leon pun berhasil menemukan Leon dan Alcott. Iapun memberikan keripik kentang kepada Leon.
Usai itu supir pribadi Leon pergi dan menunggu acara pesta usai.
Melihat keripik kentang kini ada di genggamannya. Leon tampaknya begitu senang.
"Hehehehe meskipun Lavender yang membuatnya tapi kan dia bakal jadi calon adik ipar ku dan Hana jadi istriku. Gak apa-apalah makan keripik kentang buatan calon adik ipar," batin Leon seraya menyantap keripik kentang dengan gembira.
Melihat tingkah laku Leon yang tidak seperti biasanya membuat Alcott geleng-geleng kepala melihatnya.
"Leon ada apa denganmu sebenarnya? kenapa kamu jadi aneh setelah mengigit sepatu orang sih?" batin Alcott yang keheranan.
Ketika Leon sedang menyantap keripik kentang, salah satu saudara sepupunya yang bertubuh gemuk datang menemuinya. Saudara sepupunya tersebut duduk disampingnya. Iapun menatap kearah Leon dan Alcott.
"Wah Leon, ternyata selera mu selama ini rendahan juga ya? kamu lebih suka keripik kentang dibandingkan makanan mewah disini? hmm dasar cere," ucap Arley, saudara sepupunya Leon yang memiliki tubuh gemuk.
"Hmm saudara sepupu gendut ku disini ya? heh keparat, makanan ini justru lebih ku hormati daripada makanan disini. Makanan ini dibuat dengan kasih sayang dan penuh perjuangan, sedangkan makanan disini adalah makanan hasil korupsi," jawab Leon dengan santainya. Alcott hanya tersenyum mendengar ucapannya Leon. Dia membela Leon.
"Itu benar, Arley. Makanan disini adalah makanan hasil korupsi? bukankah kamu juga tahu tentang itu?" saut Alcott.
"Hmm Leon, Alcott. Kalian ini benar-benar akrab banget ya? kalian saling membela satu sama lain. Dua Anjing seperti kalian seharusnya tidak disini. Aku yakin kedua orang tuamu menyesal karena telah melahirkan mu Leon. Kamu adalah anak tunggal yang tak bisa dibanggakan!" ucap Arley.
Leon tersenyum tipis mendengarnya lalu menjawab.
"Memangnya aku harus berguna ya? untuk apa juga aku bekerja bersama di keluarga sampah seperti ini? lebih baik aku berjuang sendiri. Dan lihat, aku menjadi pilot yang terkenal! hampir penjuru negeri ini mengenalku. Tingkat populer ku jauh diatas keluarga ini, bahkan hartaku lebih banyak dibandingkan kalian semua," jawab Leon dengan entengnya.
"Leon! kamu itu sudah benar-benar keterlaluan!" ketus Arley seraya menggebrak meja. Para tamu undangan menatap kearah Leon, Alcott, dan Arley.
"Lebih baik kita pulang saja Alcott. Barang berharga seperti kita berdua tidak pantas berada di dalam acara berisi orang-orang kotor seperti ini," ajak Leon. Alcott mengangguk pelan.
Mereka berdua pun melangkahkan kakinya pergi dari acara pesta tersebut. Baru saja dua langkah mereka berjalan, langkah Leon dan Alcott langsung dihalangi oleh keluarga besarnya.
"Leon, tidak bisakah kamu jaga mulutmu itu?!" ucap salah satu saudara Leon.
"Kotor? orang kotor kata kau? kau lah orang kotor itu!" saut saudara Leon lainnya.
"Dasar anak durhaka! kau tak kasihan terhadap orang tuamu?! mereka terus-menerus menanggung malu atas sikapmu yang buruk, Leon," jawab Tante Leon.
Mendengar perkataan-perkataan keluarganya, justru Leon senang.
"Loh bukankah kata-kata ku selama ini benar ya? dan satu lagi, aku tidak punya ORANG TUA!" tegas Leon. Leon menatap kearah kedua orang tuanya dengan tatapan sinis.
Setelah itu Leon kembali melangkahkan kakinya meski dirinya harus mendorong para saudara-saudaranya yang menghalangi jalannya. Alcott tetap setia berada dibelakangnya.