Kini Alcott memperhatikan Leon dan Hana. Terlihat dengan jelas bahwa Hana tidak banyak bicara bahkan hanya sedikit sekali mengeluarkan kata-kata. Berbeda dengan Leon yang begitu bawel bahkan saking bawel nya, ia sampai di marahi oleh salah seorang pelanggan.
"Pak, coba bapak lihat deh," ucap Alcott sambil menunjuk kearah Leon dan Hana menggunakan gerakan wajah nya. Mendengar hal itu pak supir menoleh kearah meja Hana dan Leon kemudian ia tersenyum ketika melihat yang terjadi.
"Senang rasanya melihat tuan muda yang begitu senang," ujar pak supir. Mendengar hal itu, Alcott menganggukkan kepala nya.
"Ya itu benar! tuan muda yang bersikap dingin itu perlahan-lahan berubah menjadi sosok yang aktif seperti remaja-remaja pada umum nya. Saya sangat senang melihat Leon yang seceria itu! dari dulu aku tak pernah melihat nya tersenyum, baru kali ini aku melihat nya begitu ceria," kata Alcott.
#Flashback on#
Beberapa tahun yang lalu...
Terlihat seorang anak pria kecil yang umurnya sekitar tujuh tahunan sedang membaca buku di taman bermain yang sepi. Rambut nya yang berwarna kuning serta mata nya yang berwarna biru membuat dirinya semakin terlihat tampan.
Tak lama setelah itu, datang seorang anak pria kecil lain bermata merah serta berambut hitam datang mendekati nya. Lalu anak pria bermata merah itu duduk di samping nya.
"Leon, apakah kau tak bosan membaca buku itu setiap hari?" tanya pria bermata merah itu yang tak lain adalah Alcott. Mendengar hal tersebut, Leon pun menoleh kearah Alcott dengan raut wajah datar nya lalu menganggukkan kepala nya.
"Tak! aku tak merasa bosan membaca buku ini karena buku itu adalah temanku. Tanpa buku, aku tak memiliki siapapun," jawab Leon yang kemudian memasang raut wajah sedih.
Mendengar hal itu, Alcott diam terpaku. Lalu ia bangkit berdiri dan berdiri tepat di hadapan nya Leon yang membuat Leon agak heran dengan perilaku nya. Alcott dengan berani memegangi kedua bahu Leon kemudian bicara secara tegas.
"Dengar ya, Leon! kau ini tuh memiliki banyak teman jika kamu mau membuka hati mu! kau selalu menyendiri. Aku tahu bahwa kamu itu sering dibully oleh keluarga mu serta beberapa teman di sekolah tetapi bukan berarti kau benar-benar tak memiliki teman! banyak yang menunggumu! banyak yang mau menjadi sahabat mu! teman mu!" ucap Alcott.
Mendengar hal itu Leon diam terpaku. Karena ini adalah yang pertama kali nya ia melihat orang yang umur nya sama dengan nya, bicara seperti ini. Sampai-sampai Leon meneteskan air mata nya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Alcott.
Setelah itu Leon mengelap air mata nya dan justru setelah itu ia menangis dengan keras. Melihat hal itu, Alcott merogoh saku celana nya kemudian mengeluarkan sapu tangan nya dan mengelap pipi Leon yang dipenuhi oleh tetesan air mata.
"Jangan nangis Leon! kau ini seorang pria! kau harus kuat, tidak boleh cengeng!" tegas Alcott yang membuat Leon menatap nya dengan tatapan serius. Alcott tersenyum melihat Leon yang bersikap begitu polos, ia pun kembali melanjutkan perkataan nya.
"Dengar aku, Leon! aku bersumpah akan menjadi asisten mu! aku akan melindungi mu sampai akhir hayat ku. Aku takkan mengkhianati mu, Leon!" cakap Alcott.
#Flashback off#
Alcott tersenyum ketika dirinya teringat dengan salah satu kenangan masa kecil nya bersama Leon. Kemudian Alcott mengaduk coklat hangat nya seraya bicara pada pak supir.
"Hmm, Pak. Beritahu kepada pelayan rumah untuk menyiapkan rumah sebaik mungkin! katakan bahwa ada orang istimewa jadi kita harus siapkan hal yang istimewa!" ucap Alcott. Mendengar hal itu, pak supir menganggukkan kepala nya kemudian ia pun segera menghubungi Kepala pelayan di rumah Leon.
Sedangkan di sisi Leon dan Hana...
"Hana, sejak tadi kau diam saja. Sebenarnya ada apa dengan mu sih?" tanya Leon. Mendengar hal itu, Hana yang sedang mengaduk-aduk minuman nya itu seketika menatap kearah Leon. Ia menghela nafas kemudian menjawab nya.
"Apa yang harus ku jawab, Leon? aku bingung dengan apa yang harus aku jawab karena aku tak mengerti apa yang kamu katakan sejak tadi," jawab Hana dengan raut wajah polos. Mendengar hal itu seketika membuat Leon merasa sangat jengkel tetapi Leon berusaha untuk tetap tenang karena Hana pasti hanya bercanda.
"Hana aku ulang perkataan ku yang tadi ya. Sebenarnya kau ini siapa? apakah kamu menyamar menjadi seorang anak SMA untuk menjalankan misi mu sebagai agen rahasia? atau detektif? atau lainnya!" ucap Leon.
Mendengar hal itu seketika membuat Hana diam terpaku. Bahkan ia hampir saja menjatuhkan minuman nya tetapi untungnya Leon dengan sigap berhasil menjawab nya. Usai itu Hana menundukkan tubuh nya. Kedua tangan nya Hana saling berpegangan lalu kedua tangan tersebut mengepal.
"Hana, kenapa kau diam saja? apakah benar bahwa kamu ini seseorang yang menyamar ya?" tanya Leon lagi. Mendengar hal itu Hana mendongakkan kepala nya kemudian menjawab nya.
"Tidak! aku tidak melakukan hal seperti apa yang kamu katakan! aku ini memang benar-benar seorang anak SMA! kalau tak percaya, kau cari saja bukti nya sendiri!" ungkap Hana sembari tersenyum. Mendengar hal itu Leon diam terpaku lalu berkata.
"Ah terus kenapa kamu bisa sejago gitu berkelahi nya? aku begitu penasaran dengan hal-hal yang masih misteri dari dirimu!" ucap Leon. Mendengar hal itu Hana tertawa kecil lalu menjawab nya.
"Sekarang zaman nya sudah canggih bukan? kita bisa melakukan apapun hanya dengan mengikuti cara di internet," ujar Hana.
Mendengar hal itu Leon seketika langsung menggelengkan kepala nya. Dari kejauhan, Alcott dan pak supir serius memantau pergerakan mereka berdua.
"Ah tapi Hana! cara-cara di internet itu kan terlalu umum tetapi kalau aku perhatikan, caramu itu seperti seorang tentara bayaran," kata Leon. Mendengar hal itu Hana justru tertawa yang membuat Leon, Alcott, dan pak supir melongo melihat hal itu.
"Eh mbak Hana tertawa?" tanya pak supir yang begitu terkejut melihat nya. Begitupun dengan Alcott apalagi sebelumnya ia melihat Hana yang bersikap menyeramkan serta mendengar cerita tentang Hana dari Leon bahwa Hana sosok yang cukup menyeramkan.
"Uwaaa ketawa nya so cute banget! harusnya Leon memanfaatkan nya saat itu tuh!" saut Alcott.
Kembali lagi di sisi Hana dan Leon...
"Ah Hana tertawa mu lucu sekali! hahahaha senang sela aku bisa melihat mu tertawa disaat seperti ini. Jantung ku jadi berdebar kembali lho," ucap Leon yang bucin nya mulai keluar. Seketika Hana yang tertawa itu diam terpaku dengan raut wajah bingung.
"Hmm memang nya aku lucu ya?" tanya Hana.