Renata benar-benar heran dengan sahabatnya yang terlalu anti sosial itu. Padahal sebenarnya dulu Hana itu adalah anak yang ceria dan mudah bergaul. Tetapi ketika Hana memasuki lingkungan SMP, semuanya berubah tiga ratus enam puluh derajat. Dan itu sampai Hana SMA.
Leon yang semula menampar bolak-balik pria tersebut pun kemudian mendorong pria itu hingga terjatuh dan mengenai meja. Kemudian ia menatap kearah Hana yang justru sedang menulis cerita.
"Hana? kamu baik-baik saja kan?" tanya Leon. Hana yang heran dengan pertanyaannya Leon pun langsung menoleh.
"Ya aku baik-baik saja. Sejak tadi aku pun baik-baik saja!" jawab Hana dengan nada ngegas.
"Aduhhh Hana kenapa sih kalau ngomong ke aku suka ngegas? kan aku takut loh, Han," gumam Leon akan tetapi percuma saja karena Hana kembali menulis disaat Leon sedang bergumam itu.
Renata menatap kearah Leon yang kini sedang menatapnya juga. Setelah itu iapun memutar balik posisi duduknya dan kembali fokus ke papan tulis. Guru mereka yang kini sedang memanggil guru kelas sebelah pun akhirnya datang sembari membawa guru dari kelas sebelah.
Kemudian mereka berdua pun membawa pria yang baru habis ditampar oleh Leon ke ruang guru. Begitupun dengan Hana karena Hana berurusan juga!
"Hana, ayo ikut ibu ke ruang guru! ada yang ingin ibu bicarakan!" pinta guru wali kelas Hana. Hana mengangguk pelan kemudian iapun berjalan mengikuti kedua guru itu.
Melihat Hana yang pergi, Leon pun memutuskan untuk mengikutinya. Iapun bangkit berdiri kemudian keluar dari kelas mengejar Hana. Tetapi sebelum itu, Leon sempat dihentikan oleh Renata.
"Leon tunggu sebentar deh!" Renata menghentikan langkah Leon. Untungnya Leon mau menurut ya Leon baik hanya ke beberapa orang tertentu di sekolah SMA itu.
"Ya, Renata? ada apa?" tanya Leon ketika Renata menghentikan langkahnya.
"Jika kamu menyukai Hana, maka bela lah Hana didepan guru bahkan kepsek!" tegas Renata. Mendengar hal tersebut, Leon mengangguk pelan setelah itu iapun berlari menuju ruang guru.
***
Terlihat, siswa yang sebelumnya mendatangi kelas Hana itupun di interogasi oleh guru-guru yang ada didalam kantor. Sedangkan Hana, kini ia mengobrol dengan kepsek. Tetapi mereka bukan membahas masalah kejadian di kelas sebelumnya. Melainkan...
"Hana, bisa tidak saya bertemu dengan orang tuamu? bapak ingin mengatakan sesuatu yang cukup penting pada orang tuamu," ucap Pak kepsek. Meskipun bersama kepsek, akan tetapi tingkah lakunya Hana tetap saja dingin seperti ice.
"Kenapa tidak bapak katakan saja pada, saya? kenapa bapak mau mengobrol dengan orang tua saya? apakah bapak mau melaporkan segala tindakan yang saya lakukan selama ini pada orang tua saya?" tanya Hana secara bertubi-tubi. Mendengar hal tersebut, kepsek pun tertawa setelah itu menjawabnya.
"Hana kamu tenang saja, saya tidak akan melaporkan hal buruk pada orang tua mu Hana. Lagipula, kamu kan tidak pernah melakukan hal buruk di sekolah. Justru kamu bertindak baik meski ya menggunakan cara kekerasan," jawab kepsek SMA di sekolahnya Hana.
Hana hanya terdiam mendengar hal tersebut. Setelah itu ia kembali mengajukan pertanyaan.
"Untuk bertemunya, kapan bapak bertemu dengan orang tua saya? apakah besok? atau nanti sepulang sekolah?" tanya Hana.
"Hmm besok saja. Nanti kamu sampaikan pada orang tuamu! lagipula bapak juga jarang sekali melihat orang tuamu, Hana. Tidak seperti orang tua murid lainnya yang saya kenal dengan baik," ungkap kepsek sekolahan Hana.
"Baik, Pak. Akan saya beritahu ke orang tua saya," singkat Hana. Kepsek sekolah mengangguk pelan. Ketika obrolan mau selesai, tiba-tiba saja....
"Hnm Hana!" datang Leon yang masuk kedalam ruang kepsek. Membuat kepsek begitu terkejut melihat Leon.
"Leon? kenapa kamu bisa disini? memangnya saya memanggil mu?" tanya kepsek seraya bangkit berdiri. Leon menghampiri Hana kemudian menggandeng tangan Hana.
"Maaf Pak jika saya mengganggu, tujuan saya kesini hanya untuk menjemput calon istri saya," tutur Leon yang membuat kepsek begitu terkejut mendengarnya.
"Apa katamu? calon istri? siapa calon istri mu?" tanya kepsek. Kepsek sekolahan melirik kearah Hana yang kini bersikap biasa saja.
"Calon istri saya adalah Hana, Pak," singkat Leon seraya menunjuk kearah Hana. Membuat kepsek sekolah makin terkejut hingga...
"Pak? sadar pak! bapak!"
***
"Memangnya salah ya jika saat SMA sudah menikah? perasaan di cerita novel banyak yang seperti itu," ucap Leon seraya berjalan berdampingan dengan Hana. "Bahkan novel mu juga menceritakan tentang gadis SMA yang akhirnya menikah dengan seorang guru yang satu sekolah dengan si peran utama wanita," lanjut Leon yang membuat Hana terkejut.
"Bagaimana kamu bisa tahu? judul novel ku saja tidak pernah ku kasih tahu tapi....apa jangan-jangan kamu tanya sama Renata ya?" tanya Hana. Kini Leon bingung harus jawab apa, pasalnya ia mendapatkan informasi itu dari Lavender. Leon pun pada akhirnya memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan.
"Hmm tadi itu apa yang kamu obrolkan dengan kepsek sekolah? kok sepertinya serius," tanya Leon yang mengalihkan pembicaraan.
"Ah anu, orang tuaku besok disuruh datang ke sekolahan entah karena apa. Pak kepsek tidak ingin memberitahukannya padaku," jawab Hana yang mulai bersikap dingin lagi.
"Begitukah? tetapi bagaimana kamu bicaranya dengan bunda mu? bukankah kalian sepertinya tidak akur," ucap Leon.
"Ya sebenarnya aku membutuhkan seorang pria atau wanita untuk menyamar jadi orang tuaku saja. Jadi jika ternyata yang disampaikan ini adalah berita yang kurang menyenangkan, yang hanya tahu itu adalah aku dan si pria atau si wanita itu," ungkap Hana sembari menundukkan kepalanya.
Mendengar hal tersebut, Leon begitu senang karena ia bisa mengambil kesempatan ini.
"Hana, sebagai calon suami dan asisten mu, izinkan aku melakukan hal ini. Kumohon! biar aku yang membantumu, oke? oke?" ujar Leon. Hana berpikir sejenak kemudian memutuskan.
"Baiklah tetapi kamu berjanji jangan ceritakan masalah ini pada siapapun, oke?" ketus Hana, Leon mengangguk pelan. Setelah itu Leon pun merangkul Hana.
"Asyik akhirnya aku dianggap juga oleh Hana," gumam Leon yang membuat Hana melirik kearahnya. Tetapi setelah itu Hana kembali menatap kearah depan.
"Apakah Leon benar-benar menyayangiku? atau ini hanyalah trik nya agar aku berbalik menyayangi nya kemudian ditinggalkan olehnya?" batin Hana.
***
"Hana, kudengar kamu sudah semakin dekat dengan Leon. Benarkah tuh? sahabat ku ini semakin dekat dengan calon suaminya?" tanya Renata yang menggodai Hana.
"Apaan sih, Renata? kamu tahu masalah begitu darimana? siapa yang bilang?" tanya balik Hana.
"Hmm aku diberitahu oleh kakak kelas, Hana. Katanya mereka lihat kamu lagi ngobrol sama Leon! dan kamu itu terlihat akrab banget," ungkap Renata.
"Oh dari kakak kelas ya? jangan bilang itu dari Kak Bil!" ketus Hana dengan tatapan tajam.