Jiyan menggunakan paha Rendra sebagai bantal ia berbaring di sofa panjang kondisi fisiknya yang Masih dalam masa pemulihan sangat mudah lelah dan mengantuk. Setelah duduk di ruang tunggu selama dua jam membuatnya lelah, kali ini mereka sudah di pindahkan ke kamar rawat dan di jaga ketat.
"Wahyu.. apakah belum sadar juga?" Gumam Jiyan dengan suara serak dan mengantuk.
"Dokter bilang ia akan segera bangun. Bersabarlah."
"Tapi aku lapar kak.." rengek Jiyan sambil mengusap perutnya.
"Bersabarlah sebentar lagi Rian akan datang membawa makanan.." sambung Arka.
Jiyan yang berbaring malas kembali bergumam "Siapa Rian ini?"
Rendra menatap Jiyan ia ingat semua orang tahu tentang orientasi seksual Arka hanya Jiyan yang belum mengetahui nya, Rendra menatap Arka lalu berbalik pada Jiyan.
"Kakak siapa Rian ini? Kenapa dia sangat baik?" tanya Jiyan.