Elise memandang hampa pada gedung institut menolak untuk memandang Arsen yang duduk di hadapannya. Udara terasa semakin dingin, setiap tarikan udara lembap yang di hirup Elise tersangkut di paru-parunya, sekedar bernapas di depan Arsen saja rasanya menyesakkan. Elise tidak ingin menjelaskan apa pun padanya, dengan siapa dia berteman tapi kenapa laki-laki itu sangat ingin tahu kehidupan pribadinya. Lagi pula kenapa juga dia harus menagih hutangnya beberapa tahun lalu di saat canggung seperti sekarang. Benar-benar menjengkelkan. Hanya perlu mengajaknya ke gumul, bukan. Maka aku akan mengajakmu ke sana setelah itu hutangku padamu lunas. Batin Elise kesal,