Elise menghela napas pelan dia pun menoleh dan seketika itu juga senyum yang tadi mengembang di bibirnya lenyap tak tersisa. Tubuhnya seketika menegang dan dia bisa merasakan tubuhnya yang membeku dalam posisinya. Ketika sosok tinggi yang sudah berdiri tegak di sampingnya itu. Arsen. Dia.. dia.. kenapa ada di sini.
Elise mengerutkan kening melihat sosok tinggi itu. Kenapa? Di mana pun dia berada selalu ada dia?
"Sedang apa kau di sini! Apa kau mengikutiku!" suara Elise terdengar ketus dan datar.
"Elise.. apa kau merasa kalau suasana seperti ini terasa akrab?"
Elise semakin mengerutkan kening. Ya, kenapa dia harus lupa. Hanya saja waktu itu mereka ada di toko pakaian, dan saat itu Arsen tidak menyebutkan nama aslinya melainkan nama samara bahkan membuatnya terlihat seperti orang bodoh.
"Kenapa aku harus mengingat masa lalu, bagiku yang lalu sudah seharusnya di lupakan. Aku bertanya kenapa kau di sini, apa kau mengikutiku! Apa kau tidak punya pekerjaan lain." Gerutu Elise.