Gadis itu menghela napas berat. Keputusannya. Dia sudah memikirkannya semalaman sepulang dia dari rumah sakit kemarin. Satu-satunya cara yang mungkin bisa dia lakukan untuk mengubah semuanya adalah dengan terbang ke Sumatera barat dan melupakan semu kenangan pahit yang di alaminya di ibu kota. Dia memang belum sempat memberitahu Nala tentang keputusannya ini, dia tidak siap dan bahkan tidak akan pernah siap melihat air mata perpisahan dari mata perempuan itu. Nala adalah satu-satunya yang dia kenal di ibu kota ini. Satu-satunya sahabat yang selalu menemaninya menghabiskan waktu. Juga satu-satunya sahabat yang harus di bahagiakannya.
Elise berjanji akan memberitahu Nala setelah sampai di Sumatera barat nanti. Tidak peduli bagaimana reaksi perempuan itu setelah dia memberitahunya. Tidak peduli Nala akan memarahinya. Toh yang dia lakukan ini adalah untuk kepentingan mereka juga. Untuk dirinya sendiri, Nala dan laki-laki bermata hitam itu.