"Elise.." Arsen mendesah, menghela napas sesaat "Aku tahu kau berbohong, aku bodoh karena sudah begitu saja meninggalkanmu dengan mengabulkan permintaan orang tuaku untuk menikahi Nala. Aku seolah baru menyadari arti hadirmu dalam hidupku aku mencetaimu Elise. hanya kau." Tatapan Arsen lemah tidak berdaya.
"Sekarang kau baru menyadari itu?" sergah Elise tidak percaya "Sudah terlambat Arsen."
"Aku tidak bisa berhenti mencintaimu. Elise. apa lagi sampai melupakanmu." Gumam Arsen putus asa.
Elise terdiam menatap wajah Arsen dengan wajah datar. Tidak ada senyum di wajahnya. Tubuhnya sama sekali tidak bergerak. Suasana kembali hening. Kembali terdengar helaan napas berat dan hembuskan angin malam yang begitu menusuk kulit.
"Aku tahu harapan ini hanya sia-sia. Aku tahu keadaan tidak bisa berubah. Tapi.."Arsen menarik apas dalam "Bisakah kau memberiku kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya?"