Ada hantaman yang begitu keras di jantung Arsen. Dia terkejut di rasakannya dunia seakan berhenti berputar. Wajahnya memucat. Seakan dia tidak bisa berkata-kata. Tidak bisa bergerak dia merasakan sikap dingin Elise mampu membekukan semua harapannya.
"Kau bohong, Elise.." lirihnya.
Elise menarik napas dalam-dalam lalu berkata "Sebaiknya kita tidak perlu bertemu lagi dan kau juga tidak perlu menceraikannya." Elise mengambil bukunya dan memasukkannya ke dalam tas tangannya "Aku permisi.."
Arsen menatap gadis itu membuka pintu mobil dan melangkah pergi keluar mobilnya dan berlari menerobos hujan menuju gedung apartemen. Jiwanya luruh bersama masa-masa yang hilang. Namun dengan sisa kekuatan, dia ikat keluar berlari mengejar dan berhenti tidak jauh di belakang Elise.
"Elise, apa kau tega melihat sahabatmu hidup dengan laki-laki yang tidak mencintainya?"
