… Arsen…Gumamnya dalam hati. Kenapa aku harus bertemu kau lagi?...
Jantungnya langsung berdegup kencang ketika matanya bertemu dengan mata hitam itu.
"Silahkan duduk."
Elise bisa melihat senyum bahagia dari wajah Nala ketika laki-laki itu berdiri tegak di sampingnya dia menelan ludah berusaha menahan emosinya yang mulai meluap.
"Aku sudah memesan makanan kesukaanmu, sate ayam dan cumi pedas manis serta es jeruk nipis nutrisari.." kata Nala lagi bergelayut di lengan laki-laki yang sudah duduk di sampingnya.
Elise menundukkan kepalanya, meredam rasa sakit di hatinya melihat pemandangan di depan matanya itu dia bisa merasakan kalau laki-laki itu masih menatapnya lekat. Tatapan yang tidak bisa di hindarinya. Tatapan hangatnya. Tatapan yang selalu membuatnya nyaman.
"Eliese bukankah dulu kau tidak sempat berkenalan dengan, Wisesa?"
