Kaylee merasa dia ingin menggali lubang dan menyembunyikan wajahnya begitu Jacob memujinya tanpa henti seolah dia adalah seorang dewi.
"Wow, Nona Roe, permainan Anda luar biasa melampaui kata-kata. Aku hampir tidak sadar aku sempat menahan napas selama sepuluh menit!"
[author: lebay, ih!]
"Kau terlihat seperti orang lain saat kau menyentuh tuts piano dan mulai menarikan jarimu di atasnya. Suara permainanmu, aura yang terpancar dari gerakan tubuhmu, benar-benar… sungguh… seperti makhluk eksotis dari dunia lain! Bagaimana kau melakukan itu?"
"Jack, kau terlalu berlebihan."
"Tidak, tidak, tidak. Aku tidak terlalu berlebihan. Aku sedang membicarakan fakta di sini, iya kan?" Jacob bertanya kepada teman-temannya yang ikut kompetisi.
"Benar. Kami sempat terkejut saat kau memberitahu kami bahwa kami harus menyamakan cara kami bermain. Tetapi setelah mendengar kata-kata penyemangat nona, kami merasa bahwa kami menemukan siapa kami sebagai pianis."
"Memang benar. Berkat melihat anda bermain dan mendengar kata-kata motivasi tulus dari anda, kami merasa seperti dewi musik memberkati kami."
"Uhm... tidak ada dewi musik." komentar Kaylee yang segera diikuti oleh tawa geli semua orang.
"Kami tahu tidak ada dewi musik yang seperti itu. Tapi jika memang ada, aku yakin itu pasti Nona Roe!"
Kaylee tidak tahu harus berbuat apa lagi karena saat ini, dia merasa terlalu… malu!
Sejauh yang dia bisa ingat, dia tidak pernah dikelilingi oleh orang sebanyak ini. Yah, akan ada banyak orang di sekitarnya saat dia turun dari panggung, tapi Kaylee selalu berhasil melarikan diri dan kembali ke ruang ganti pribadinya.
Sekarang… dia tidak bisa melarikan diri, dan para remaja ini mengerumuninya, memujinya, membuatnya tidak tahu harus berbuat apa.
Wendy melihat ketidaknyamanan temannya dan segera mengingatkan kontestan bahwa lomba masih berlangsung. Pada akhirnya, satu per satu, mereka semua berjalan kembali ke ruang tunggu untuk mempersiapkan diri secara mental sebelum nama mereka dipanggil untuk tampil di depan penonton.
Tetapi tampaknya mereka terlalu bersemangat untuk berbicara dengan Roe sehingga mereka masih membicarakan dewi musik mereka tanpa mengetahui bahwa Kaylee dapat mendengarkan percakapan mereka.
"Kamu lihat itu? Roe sama sekali tidak sombong."
"Aku sangat setuju denganmu. Dia tidak seperti rumor buruk itu. Ratu Es apanya!? Dia terlihat baik dan sangat ramah kepada kita."
"Tapi sepertinya dia adalah orang yang polos dan lugu. Kurasa orang-orang yang iri padanya memanfaatkan ini dan menyebarkan rumor buruk tentang dia."
"Mungkin. Astaga, aku sangat menyukainya!"
"Aku juga. Mulai sekarang, dia adalah idolaku."
Jacob tertawa geli melihat wajah Roe yang memerah. "Sepertinya ini pertama kalinya kamu menghadapi kerumunan seperti ini." tebak Jacob karena dia juga tahu betul bahwa Roe jarang muncul di hadapan penggemarnya.
Jacob mengira Roe adalah wanita yang sombong dan menjaga jarak dari orang biasa, sehingga Jacob lebih memilih Wendy yang lebih ceria dan menyapa penggemarnya dengan hati terbuka.
Siapa yang menyangka sifat asli Roe ternyata adalah orang yang pemalu dan lugu membuat Jacob semakin jatuh cinta padanya?
"Siapa yang mengatakan itu? Banyak orang yang mengerumuniku. Ini sama sekali bukan apa-apa." bantah Kaylee dengan nada tegas, tapi wajahnya masih semerah tomat hingga membuat Wendy dan Jacob tak bisa mempercayai perkataannya.
Yah, Kaylee tidak berbohong karena kenyataannya selama tiga bulan terakhir ini, dia dikerumuni oleh remaja laki-laki di kampus.
[Author: Itu, kan tidak masuk hitungan?]
"Kau terlihat sangat cantik." Jacob berseru tanpa perintah otaknya membuat Kaylee menatapnya dengan tak percaya.
Jacob tersenyum malu-malu ketika menyadari kata-kata yang dia nyatakan. "Ah, itu... maksudku..." Argh! Karena kata-kata telah diucapkan, Jacob tidak akan menjilat ludahnya sendiri. "Kau terlihat bersinar di atas panggung, tapi saat kau bertemu dengan fansmu, kau terlihat lebih bersinar. Bukankah lebih bagus jika kau sering bertemu dengan fansmu? Aku cukup yakin mereka juga akan senang berbicara denganmu."
Wendy tersenyum lembut dan memberi pemuda ini satu poin plus. Kemudian dia melirik temannya, yang saat ini terlihat bingung, tidak tahu respon seperti apa yang diberikan.
Ah tidak. Tunggu. Wendy memeriksa kembali mata temannya dan menyadari bahwa sahabatnya yang polos ini berada dalam mode 'melamun'!
Mungkinkah… Roe tidak mendengarkan penjelasan Jacob barusan, dan pikirannya beralih ke pertanyaan, 'Mengapa Jacob memujiku?'
"Ehem… ahem… Roe, kita harus kembali. Babak ronde selanjutnya akan segera dimulai." Wendy perlahan menyikut pinggang sahabatnya dan berhasil membawa gadis itu keluar dari lamunannya.
"Ha?"
"Kita hampir terlambat."
"Ah, benar. Kita harus bersiap-siap." Kaylee segera berjalan tanpa melirik ke arah Jacob, menuju ke aula utama, dan duduk di bangku juri.
Jacob, yang melihat Roe berjalan tanpa meliriknya, bingung dengan perubahan sikapnya. Apa dia salah bicara? Sepertinya Roe benci bertemu orang asing.
Tapi... bukankah Jacob sendiri orang asing dengan gadis itu? Lalu kenapa gadis itu bersikap ramah dan tersenyum manis padanya? Mungkinkah… Apakah Roe menyukainya??
Jacob menutup mulutnya dengan satu tangan untuk menyembunyikan senyum bahagianya saat wajahnya memerah.
Ah, apakah dia akan diizinkan untuk melihat Roe lagi setelah ini dan menanyakan nomor teleponnya? Setelah acara selesai, dia akan pergi ke Roe untuk menanyakan nomor gadis itu.
Sementara itu, Kaylee yang tadinya duduk di tempatnya tak bisa berhenti bertanya-tanya. Mengapa Jacob memujinya cantik?
Bukannya dia belum pernah mendengar pujian semacam ini. Hanya saja mendengar kata 'cantik' yang keluar dari mulut Jacob yang merupakan sahabatnya di kampus terasa sangat aneh.
Entah bagaimana dia merasa bersalah dan memiliki pikiran negatif. Bagaimana jika Jacob mengetahui bahwa Roe adalah Nick? Bagaimana jika Jacob mengetahui bahwa Nick yang selama ini menjadi sahabatnya di kampus adalah seorang perempuan?
Akankah Jacob marah padanya? Akankah pemuda itu membencinya? Entah bagaimana Kaylee tidak suka berpikir bahwa ada kemungkinan Jacob membencinya.
Meskipun teman-teman kuliahnya akan menentangnya dan memusuhinya, Kaylee berharap Jacob adalah seseorang yang akan tinggal di sisinya dan berteman dengannya.
Pemuda itu adalah teman laki-laki pertamanya di kampus dan memperlakukannya sama dari awal hingga akhir hari. Meskipun Jacob tidak membantunya ketika teman-teman mereka melawannya pada awalnya, pemuda itu tidak bergabung dengan mereka atau menggertaknya.
Kaylee merasa bahwa jika dia adalah seorang gadis di depan Jacob sejak awal, pemuda itu akan melindunginya dan tidak akan membiarkan siapa pun mengganggunya.
Entah kenapa Kaylee merasa seperti itu, dan entah kenapa… dia merasa jantungnya tidak berhenti berdetak setiap kali teringat senyum pemuda itu saat memujinya.
Wajahnya terasa panas saat dia mengingat tatapan pemujaan pemuda itu yang diarahkan padanya, membuatnya memegangi pipinya di tangannya.
Apa ini? Perasaan apa ini? Apa itu mungkin…