"Tidak apa-apa. Jika kau tidak ingin mengatakannya, aku tidak akan memaksamu. Kita punya waktu yang panjang, dan aku bisa menunggu. Tapi aku ingin kau berjanji padaku."
"Apa?"
"Jangan biarkan kekhawatiranmu membuatmu tertekan. Aku tidak ingin kau tertekan oleh pikiran bahwa aku akan meninggalkanmu suatu hari nanti. Kau harus tahu, kau adalah nafasku. Dan kamu adalah tujuan hidupku. Aku bahkan merencanakan semua masa depanku bersamamu di sisiku."
"Declan..." Roxanne merasa semua kekhawatirannya menguap tanpa jejak, mendengar kata-kata manisnya.
"Aku tidak akan meninggalkanmu. Bahkan jika kau ingin meninggalkanku suatu hari nanti, aku akan terus mengejarmu dan memenangkan hatimu sekali lagi." Declan mengangkat tangan Roxanne dan dengan lembut membawanya ke bibirnya untuk menanamkan ciuman di punggung tangannya untuk kesekian kalinya. "Aku mencintaimu, Roxanne."
