'Pasangan itu kayak sandal jepit. Bagus dikit, rawan diambil orang.'
--Yasmin yang OTW jomlo--
¤
"Dasar buaya!" Misuh-misuh sambil menatap foto mantan. Betapa marahnya Yasmin saat ini.
Jangan salahkan dia, soal keadaanya sekarang. Siapa coba, yang tidak sakit hati kalau ditinggalkan pas lagi sayang-sayangnya? Sialnya lagi, dia harus pura-pura tegar saat di tempat kerja.
Nasib rakyat jelata, beginilah.
Sakit hati luar biasa. Pokoknya, remuk redam dan luluh lantak hati ini. Yasmin masa bodoh mau dibilang lebay. Faktanya, memang sakit, kok. Kalau bukan ingat keluarga di kampung, sudah lompat ke kali Ciliwung biar dia dipungut dugong jadi-jadian.
Beberapa malam ini Yasmin menangisi mantan sampai mata bengkak. Ingus pun meler membasahi alat salat. Stok tisu satu bulan habis dalam satu hari. Meratap sendiri, bisanya. Kalau sudah terbit matahari, Yasmin berusaha bersikap abai seakan-akan tidak ada apa-apa.
Cukuplah, Allah, dirinya, tisu, dan tong sampah yang jadi saksi kesedihan.
"Neng sendirian aja?"
"Hish!" Yasmin sudah memelotot pada abang-abang genit yang lagi duduk di warung pinggir jalan cuma beli kuaci sebungkus terus menggoda dia.
"Galak amat. Awas nanti nggak laku, loh!"
Yasmin mencebik. Lagi patah hati malah ketemu mahluk absurd. Ya, percuma juga diladeni. Mana, hati Yasmin bawannya lagi spaning tinggi, yang ada malah sama-sama bikin ribut. Anggap angin lalu lebih bagus.
Biar tidak digoda sama orang tadi, Yasmin pilih cari tempat lain yang lebih nyaman untuk menunggu ojek online pesananya.
Omong-omong, soal yang dia bilang Yasmin 'nggak laku' kalau dia galak, apa itu juga yang Dandi rasakan?
Maksudnya, selama ini bisa jadi Yasmin adalah perempuan yang terlalu superior sampai Dandi merasa tertekan.
Bisa jadi, 'kan, pasangan meninggalkan bukan hanya karena dia jahat. Tapi, dari diri sendiri juga memiliki kekurangan yang tidak bisa ditolerir. Meski begitu, apa harus meninggalkan diam-diam--bahkan sudah memiliki tunangan--tanpa bilang dulu hubungan mereka berakhir?
Posisinya di sini, tetap saja yang selingkuh yang jahat. 'Kan?
Kesetiaan, cinta, pengorbanan, sepaket dengan kuota dan modal lainnya disia-siakan begitu saja. Yasmin pikir itu tidak bisa dimaklumi. Sebesar apa pun kekurangan dia.
Baik. Yasmin putuskan untuk move on dari mahluk nista macam mantannya. Dengar-dengar, kalau orang yang teraniaya doanya langsung dikabulkan. Fix! Tidak boleh disia-siakan. Harus gunakan kesempatan ini semaksimal mungkin.
Yasmin--yang sedang teraniaya batin--akan mengucapkan doa kutukan untuk lelaki berengsek tersebut.
Enaknya didoakan apa, ya?
Kalau disumpahi bisulan, tidak enak juga. Masa, mantan Yasmin pria bisulan.
Sumpahi miskin? Tidak usah disumpahi, dia memang sudah miskin.
Perlu dipikirkan matang-matang. Ibarat kata, cuma bisa dikasih satu permintaan, wajib pikirkan hal yang membawa kebaikan lahir-batin, dunia-akhirat, kalau perlu kemakmuran umat.
Komplet!
Setelah tahu, apa yang pantas untuk mantan tunangan, Yasmin bersiap untuk mendoakannya.
Eh, tapi, nanti dulu. Dipikir-pikir, menjadi orang yang sangat teraniaya itu bukanlah hal sering. Rugi, kalau memanfaatkan momen ini untuk meminta hal yang tidak ada guna buatnya.
Tadinya mau sumpahi, biar dia gagal kawin. Tapi, buat apa?
Apa dengan mantan menderita mereka bisa balikan dan Yasmin akan bahagia?
Tidak juga, 'kan?
Yang ada, malah sama jahatnya dengan dia.
Kelihatannya perlu ganti permintaan. Daripada mengutuk, mending minta sesuatu yang lebih baik buatnya. Semacam, doa minta jodoh. Secara, status mulai hari ini jomlo!
"Semoga, aku dapat jodoh yang sepuluh kali lipat lebih kaya dari mantanku."
Baru mau bilang 'amin', Yasmin malah jadi punya ide lain. Doa diralat. Kalau sepuluh kali lipat masih kedikitan, harusnya seratus kali lipat. Mantap juga tuh, kalau dikabulkan. Bisa mendadak jadi nyonya juragan.
Sebentar ....
Seratus juga masih belum cukup. Entah memang lagi tamak atau terlalu kesal, seratus kali lipat masih sedikit. Yah, namanya juga orang patah hati lagi halu, halunya jangan tanggung. Sekalian saja. Secara, halu itu ... GRATIS.
Yasmin mau seribu kali lipat lebih kaya dari dia. Tidak mau deh, menyia-nyiakan kesempatan ini. Mungkin saja dia bisa jadi istrinya sultan. Sultan yang beneran tajir melintir.
'Kan, enak. Apa-apa tinggal tunjuk. Kalau mau jalan-jalan, naiknya mobil bagus. Beli barang yang penting suka, bukan cek berapa harganya dulu. Belanja online, tinggal masukan troli belanja tidak perlu kepikiran tagihan akhir bulan.
Oh, Tuhan ... seindah itukah halunya orang patah hati?
Ucapan adalah doa. Maka dari itu Yasmin lebih mengutamakan ucapan dan pikiran yang baik-baik untuk diri sendiri. Walau jujur saja, dalam hati kata-kata kasar dan sumpah serapah ingin dia keluarkan, tapi ditahan.
"Ya, Allah ... semoga saja, ada anak sultan beneran, yang khilaf jatuh cinta sama hamba. Aamiin." Yasmin membatin sendiri.
Detik selanjutnya, dia bersinggungan dengan seseorang. Nyaris jatuh, tapi ada yang menangkap tubuhnya. Adegan dalam drama terjadi. Amazing, sampai terkesima.
Wow! Dia seorang lelaki. Berkulit putih, bersih, dengan alis tebal yang rapi. Kelihatan masih sangat muda, mungkin usianya di bawah dua puluh tahun. Lumayan tampan, meski banyak luka di wajah.
Yasmin bengong selama beberapa detik.
Posisinya memang lagi teraniaya, cuma tidak menyangka doanya akan dikabulkan secepat ini.
Inikah anak sultan itu?
"Oi!" Dia menegur.
Yasmin tersadar dari lamunannya. Segera dia kembali pada posisi normal lalu meminta maaf.
Lelaki yang baru saja berhantam tubuh dengan Yasmin tersenyum miring, kemudian bilang, "Its ok. Nggak masalah."
Yasmin menundukkan kepala sedikit. "Permisi." Kemudian bergeser ke samping mengambil jalan untuk cari tempat aman menunggu ojek.
Baru juga satu langkah, terdengar dia mengatakan sesuatu.
"Lain kali, kalau jalan jangan melamun," ucapnya. Dia merapikan rambut dengan jemari ketika Yasmin menoleh. "Untung aku ini anak baik-baik, coba kalau cowok jahat."
Menaikkan sebelah alis sambil menatap Yasmin, tangannya berisyarat agar Yasmin mendekat. "Sini aku kasih tau ...." Tubuhnya yang lebih tinggi, membuat dia harus membungkuk sedikit.
Yasmin tak berkata apa-apa. Hanya saja, bahasa tubuhnya menunjukkan kalau dia mengizinkan lelaki tadi bicara.
"Kancing atasmu kebuka satu," ucapnya dengan enteng.
Astaghfirullah! Sontak mulut Yasmin terbuka dan dengan sigap menutupi bagian atas tubuhnya. Memang benar, kancingnya terbuka satu.
Yah, bobol deh rahasia negara. Malu banget Yasmin, harga diri rasanya tercabik-cabik.
Yasmin lihat dia sedang menutup mulut. Dasar nakal! Pikirannya pasti aneh-aneh. Juga, kurang ajar sekali bocah ini! Dia pikir, Yasmin mau diam saja. Menurutnya, ini sudah bentuk kejahatan yang tidak bisa dibiarkan begitu saja!
Ada 'hadiah' yang pantas untuknya.
Tersenyum tipis dulu, sambil kumpulkan semua tenaga di kepalan tangan. Saat dia lengah ....
Bugh!
Yasmin hantam kepalanya dengan tas tangan sekuat tenaga, sampai dia jadi teler.
"Dasar mesum!" Yasmin memaki ketika dia memekik kesakitan.
Tapi, apa pukulan Yasmin terlalu keras? Dia ambruk begitu saja. Jangan-jangan, malah tewas?