Beberapa hari kemudian .....
Nora yang sedang membersihkan rumah kini di buat mengernyit bingung ketika melihat Aldrich yang kini sedang berjalan tergesa-gesa menuruni undakan tangga dengan jaket kulit yang sudah terpasang di tubuhnya.
Saat hendak melewati Nora, gadis itu dengan cepat meraih pergelangan tangan Aldrich hingga membuat langkah pria itu terhenti.
Aldrich menghentikan langkahnya, dan menatap datar ke arah Nora yang kini sedang menatapnya dengan tatapan lembut.
"Aldrich, kemana kau akan pergi?", tanya Nora kemudian.
"Kau tidak perlu tau." Aldrich menepis kasar tangan Nora hingga membuat genggaman tangannya akhirnya terlepas.
Nora tersentak, gadis itu memperhatikan punggung Aldrich yang kini sudah menjauh di telan jarak.
Nora menggigit bibir bawahnya, ia bukannya tidak tau kemana Aldrich pergi karena selama beberapa hari ini pria itu selalu membawa Cassandra ke mansionnya.
Nora tersenyum kecil dan mengenyahkan perasan sakit yang menjalari dadanya. Setelah cukup merasa baik-baik saja, kini Nora kembali melakukan pekerjaannya dengan berusaha mengenyahkan pikirannnya tentang Aldrich.
***
Nora kini sedang berada di dapur, gadis itu sedang membuatkan salad waldorf untuk Aldrich, makanan asal New York, tempat mereka berada sekarang.
Jemari lentiknya kini mulai meraih sebuah sendok dan mencicipi salad buatannya.
Bibirnya tersungging senang ketika sudah menyicip rasa makanan buatannya, perfect. Masakannya benar-benar enak. Ia berniat akan memakan makanan ini bersama dengan Aldrich saat pria itu pulang nanti.
Nora tersenyum lebar sembari me-lap keringat yang berada di dahinya.
"Apa yang kau lakukan!" Nora tersentak kaget ketika mendengar sahutan seseorang, gadis itu menoleh dan mendapati Cassandra yang kini sedang berdiri di belakangnya dengan kedua tangan yang berkacak pinggang.
"Aku sedang membuat makanan untuk Aldrich," akunya dengan tersenyum kecil.
Cassandra memperhatikan makanan yang sedang di masak oleh Nora dan kembal beralih untuk memperhatikan penampilan gadis itu dari atas sampai bawah.
Saat pertama kali melihat Nora memeluk Aldrich, saat itu juga Cassandra membenci gadis itu. Tapi ketika mendengar pengakuan Andrich yang mengatakan Nora adalah istrinya membuat Cassandra semakin tidak suka dengan gadis yang ada di hadapannya ini.
"Apa kau mau meracuni Aldrich dengan makanan buatanmu ini?" tanyanya dengan nada sinis.
"Aku tidak berniat meracuninya. Aku hanya memasak untuknya," aku Nora dengan kini mulai mengadahkan wajahnya menatap Cassandra.
Melihat wajah polos dan sok baik dari Nora membuat Cassandra semakin muak saja, wanita itu berjalan melangkah ke depan. Menatap Nora dengan tatapan tajam.
"Memangnya apa yang di sukai Aldrich padamu sampai-sampai kau mau menjadi istrinya? Hah!" sentak Cassandra dan menjambak rambut Nora hingga membuat wajah gadis itu mengadah ke atas.
"Aku tidak melakukan apa-apa padanya. Dia mencintaiku-"
PLAK!
Cassandra menampar pipi kanan Nora dengan sangat keras hingga membuat wajah gadis itu tertoleh ke samping.
"Dengar baik-baik! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Aku akan merebut Aldrich kembali darimu! Sudah cukup selama ini kau mengambil dia dariku!"
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Nora dengan sudut bibir yang kini sudah mengeluarkan darah akibat tamparan keras dari Cassandra.
"Aku adalah mantan kekasih Aldrich. Dan kau tau apa alasan kami berpisah?!"
"Lepaskan!" Nora menggeleng-gelengkan kepalanya karena tidak sanggup menahan sakit pada kepalanya. Bahkan sekarang ia sudah tidak mempedulikan perkataan dari Cassandra lagi.
"Alasannya karena DIRIMU!"
PRANG!
Cassandra menyapu semua makanan yang ada di atas meja hingga bercucuran di lantai.
Nora yang melihat itu menepis kasar tangan Cassandra hingga membuat wanita itu terdorong ke belakang dan akhirnya jatuh ke lantai.
"Makanannnya," gumamnya dengan menatap sedih makanan yang sudah berserakan di lantai. Gadis itu berjongkok pelan dengan pandangan nanar, padahal sedari tadi ia susah payah membuatnya.
"Apa yang kau lakukan!" sentak Aldrich yang baru datang dari arah luar. Pria itu menatap Cassandra yang sedang meringis kesakitan di lantai dan Nora yang sedang menatap makanan yang sudah berserakan di lantai dengan tatapan lirih.
"Aldrich." Cassandra berseru. Aldrich menolehkan pandangannya dan segera mendekati wanita itu meraih pergelangan tangannya agar Cassandra bisa berdiri.
"Istrimu itu benar-benar kurang ajar! Aku hanya mencicipi sedikit makanannya, tapi ia malah mendorongku!" adu Cassandra yang seketika membuat rahang Aldrich mengetat menahan amarah.
"Bukan hanya itu saja, ia juga melempari ku dengan makanan-makanan itu! Tapi untung saja aku bisa menghindar," bohongnya yang membuat gigi Aldrich bergemelatuk rapat.
"A-aldrich, aku tidak--" perkataan Nora terhenti kala melihat Aldrich yang kini berjalan semakin dekat dengannya, mukanya bahkan sudah memerah menahan amarah.
Nora melangkah mundur ke belakang, ia meremas erat kedua jemarinya dan menggigit dalam-dalam bibir bawahnya.
"Aldrich ... Ah!" Nora meringis kecil ketika tangan Aldrich dengan kasar menarik rambutnya dari belakang. Kepala Nora mendongak.
"Apa yang kau lakukan pada Cassandra?!"
"A-ku tidak melakukan apapun," aku Nora di iringi dengan ringisan kecil yang keluar dari bilah bibirnya ketika Aldrich semakin kuat menarik rambutnya.
"Kau masih berbohong, hem?" desis Aldrich di iringi dengan tatapan sinisnya.
"Aku tidak pernah berbohong-"
"Lalu apa yang kau lakukan sekarang?! Ini yang namanya tidak berbohong?! Aku jelas-jelas melihatnya."
Nora meringis kecil, namun kali ini ia tidak membalas perkataan Aldrich, ia sadar sekarang, jika membela diri akan terasa percuma karena Aldrich tentunya akan selalu percaya dengan perkataan orang lain di bandung dengan istrinya sendiri.
Aldrich memang melihatnya dengan jelas, tapi pria itu tidak melihat semua kejadiannya. Ia hanya melihat sepenenggal kejadian yang sialnya sangat merugikan Nora karena bukti posisi tadi mengarah padanya.
Nora menatap wajah Aldrich dengan tatapan dalam, bibirnya bergetar menahan rasa nyeri yang terus-menerus menyayat dadanya.
Ketika matanya dan mata hitam kelam milik Aldrich bertemu, pria itu dengan cepat memalingkan wajahnya ke samping, seakan tidak sudi di tatap oleh Nora.
Aldrich mencengkeram kuat pipi Nora menggunakan sebelah tangannya.
"Aku peringatkan padamu untuk tidak melakukan hal itu lagi pada Cassandra! Jika aku mendengarnya kembali dari Cassandra! Aku tidak akan segan-segan melakukan hal kasar padamu!-- walaupun kau adalah istriku." Aldrich berdesis dan menghempaskan kedua tangannya yang menarik rambut dan mencengkeram pipi Nora membuat wajah gadis itu kembali terhempas ke samping.
Aldrich mendekati Cassandra dan menatap wajah wanita itu, "Ayo pergi," singkatnya dengan mengulurkan satu tangannya pada Cassandra, Cassandra yang mengerti pun tersenyum mengembang, ia memeluk erat lengan Aldrich dan berjalan beriringan dengan pria itu, meninggalkan dapur yang masih tersisa Nora.
Nora menatap kepergian Aldrich dengan tersenyum lirih, ia terus meyakinkan diri jika kali ini Aldrich tidak berniat jahat seperti tadi padanya. Pria itu membela Cassandra hanya karena ia mengira jika ia-lah yang salah.
Sebelum benar-benar menghilang di balik pintu Cassandra menolehkan pandangannya ke belakang, ia menatap Nora dengan tersenyum miring.
Nora yang tidak ingin melihat itu dengan cepat menunduk, menatap lantai yang di hiasi dengan bercak-bercak darah. Darah? Nora dengan cepat berjongkok, ia meringis kecil ketika pecahan kaca mengenai kakinya hingga terluka.
Ia bahkan tidak sadar jika menginjak pecahan kaca, mungkin karena ia terlalu tegang dan takut melihat wajah sangar Aldrich tadi. Itu sebab nya ia tidak merasakan apapun yang terjadi padanya.
Nora dengan cepat membersihkan pecahan kaca dan lantai yang kotor karena perbuatan Cassandra tadi.