Buana telah berjanji, dan dia tidak akan mengingkarinya. Dia pria yang selalu berpegang teguh dengan semua ucapannya. Begitupun dengan Laras yang saat itu terlihat senang ketika kehadiran Buana di dalam hidupnya.
Perkenalan singkat yang sekarang membawa dia untuk menjadi kekasihnya Buana. Dengan penuh keyakinan yang begitu besar dalam hatinya, Laras merasa bahwa Buana adalah pria yang tepat untuknya.
"Terima kasih banyak, Bua." Membawa Laras kembali menenggelamkan tubuhnya ke dalam pelukan Buana dengan erat.
"Kamu tidak harus minta maaf, Laras. Aku yang seharusnya berterima kasih kepada Tuhan karena telah diberikan seorang gadis yang kuat sepertimu. Ya sudah karena hujannya sudah mulai reda, sebaiknya sekarang kita pergi ke rumahku untuk berkenalan dengan kedua orangtuaku. Takutnya kalau kita menunda sampai nanti malam yang ada kamu pastinya sibuk dengan mengemas barang-barang untuk camping."