"Tapi, Buana?"
"Nak, sudahlah tidak perlu malu-malu. Besok kamu harus segera siap-siap ya. Ya sudah kalau begitu kalian berdua pergilah saling berkenalan lebih jauh agar besok tidak terlalu diam," usir Paman Niko dengan niatnya yang lain. Dirinya berusaha menyembunyikan senyumnya.
Membuat Buana dengan cepat menganggukkan kepalanya itu, dan dengan sengaja mengandeng tangannya Laras agar ikut ke luar dengannya. Begitupun dengan sikap Laras saat melihat Buana yang langsung menggandeng tangannya, tentu saja ia sangat senang.
Tiba di halaman belakang rumah, ada sebuah gubuk kecil yang menghadap kearah pancuran air kolam ikan. Memang dengan sengaja membangun gubuk tersebut agar bisa menjadi tempat untuk bersantai di kala tidak ingin diganggu. Pintu yang terbuka kearah kolam, tapi tertutup dari arah dalam rumah.