"Ya terus tadi kenapa? Tapi, sudahlah jangan banyak berpikir. Sekarang sebaiknya kembalilah ke dalam ruangan mu,, Vivian. Kita bangun besok pagi dengan semangat baru dan aktivitas yang sama. Sudah sana pergi." Benny sengaja mengusir wanita itu, tapi raut wajahnya terlihat tersenyum hingga membuat Vivian membalas senyuman itu sambil menepuk pipinya Benny dengan perlahan.
Menghembuskan nafasnya dengan berat, lalu berkata. "Baiklah, Tuan ku yang terhormat. Hamba akan kembali, tapi jangan sampai menimbulkan rindu." Vivian pun ke luar sembari melambaikan tangannya.
Benny mengelengkan kepalanya ketika melihat sikap Vivian yang bukan lagi seperti seorang sekretaris, melainkan sebagai teman yang sudah sangat akrab. Namun, ia tidak pungkiri bahwa Benny merasa lebih nyaman bekerja dengan sikapnya yang sekarang.
