Chereads / DESTINITY / Chapter 2 - ACQUAINTANCE

Chapter 2 - ACQUAINTANCE

"Aduh...masa udah jam segini taxinya belum datang juga sih?" keluh wanita berjilbab abu-abu muda sambil melihat jam di hpnya.

Cuaca siang hari yang panas membuat perempuan itu semakin kesal akibat keterlambatan taxi yang ia pesan sekitar 20 menit yang lalu. Sesekali matanya yang kecoklatan mengitari sekelilingnya untuk mencari tempat berteduh dari terik matahari.

"Hahhhhhh...apa aku nunggu di halte itu aja ya?"bisiknya sambil menghela nafas panjang, "aduh...tapi kalau nanti taxinya datang gimana? Ta...tapi kalau aku kelamaan nunggu di sini bisa-bisa aku jadi ikan asin lagi. Hhhh...udah deh aku nunggu di dekat halte aja" bisiknya kembali pada dirinya sendiri sembari berjalan menuju halte yang bersebrangan dari tempat dia berdiri.

Tanpa pikir panjang perempuan itu langsung menyerang dan langsung mengambil posisi duduk sambil sesekali mengibaskan tangannya ke arah wajahnya yang memerah akibat terkena sinar matahari. Tanpa dia sadari matanya terpaku kepada perempuan berjilbab cream yang duduk tidak jauh dari tempat duduknya. Perempuan itu tampak lagi asik menulis sesuatu dibuku catatan yang ada di pangkuannya.

"Hihihi...dia seperti mengingatkanku kepada seseorang saja" bisiknya dalam hati sambil tersenyum tipis.

"Tiinnnn....tiinnnn.....tiinnnn...." Suara klakson bus berukuran besar terparkir tepat di depan halte tempat perempuan itu duduk.

Setelah bus itu benar-benar berhenti seketika para penumpang yang menunggu bus di dekat halte langsung berdesakan masuk kedalam bus yang terparkir, begitu juga dengan perempuan yang berjilbab cream tadi. Dengan Santai dia berjalan menuju bus itu tanpa menghiraukan orang-orang yang berdesakan dan ricuh disekitarnya. Sedangkan perempuan berjilbab silver tadi tampak sedikit terkekeh melihat orang-orang disekitarnya, mungkin karena dia melihat banyak ekspresi lucu orang-orang yang berusaha untuk masuk lebih dulu dari yang lainnya.

Grrnggggg.....grengggg....gerngggg....(suara hp bergetar)

"Halo, ah iya iya...iya pak saya ada di sebrangnya...iya pak tunggu sebentar, saya akan kesana seka__"

Tiba-tiba mata perempuan itu tertuju ke sebuah catatan kumuh yang tergeletak di lantai halte,

"Buku siapa ya, Apa ini buku perempuan tadi?". Dengan rasa penasaran dia mendekati buku tersebut dan memungutnya.

"Eeeeh... bukannya buku ini...buku catatan.. ISYU!" Serunya dengan mata berkaca-kaca.

Dadanya seketika berdegup kencang, matanya memanas karena menahan air mata. Bagaimana tidak sudah hampir 4 tahun lamanya dia tidak pernah mendengar kabar tentang sahabat lamanya itu.

"Ka..kalau ini buku catatan milik isyu, ja- jangan-jangan, perempuan tadi..." tanpa pikir panjang dia langsung berlari memasuki bus sambil mencari perempuan berjilbab cream tadi.

"Isyu!!..." teriaknya sambil sedikit berlari diantara orang-orang yang berada didalam bus.

"Hee...Ta...Tasya, loh kok kamu kok bisa ada di sini?" tanya perempuan berjilbab cream dengan wajah terkejut.

"Haaaa...isyu... aku kangen banget sama kamu, kamu selama ini kemana aja sih" rengek tasya manja sambil memeluk tubuh mungil isyu tanpa menghiraukan satu pun perkataan isyu.

"Tasya...duh kamu ngapain sih? Malu tau, orang-orang pada ngelihatin kita" keluh isyu sambil berusaha  melepaskan pelukan sahabatnya tersebut. Tanpa mengubris perkataan isyu, tasya tetap berusaha memeluk tubuh mungil sahabatnya sambil sesekali tersenyum haru.

Isyu yang tidak tega melihat wajah bahagia sahabatnya, hanya bisa pasrah dengan perlakuan sahabatnya kepadanya. Karena dia tau betul bahwa itu semua adalah hal yang wajar di lakukan seorang sahabat yang sudah lama tidak bertemu.

"Tasy...Tasya...TASYA,..handphone kamu dari tadi bergetar loh" ujar isyu sambil menunjuk handphone yang ada di genggaman Tasya.

"Haaaaahhh...iya taxi, astaghfirullah aku sampai kelupaan" seru tasya dan melepaskan pelukannya dari isyu.

"Halo pak, iya pak..maaf pak saya tidak jadi pesan taxinya...ah iya pak, jadi saya naik bus pak. Sekali lagi maaf ya pak". Setelah mengakhiri panggilan telponnya tasya kembali menatap isyu dengan tatapan yang sama tatapan penuh rindu.

"Isyu...selama ini kamu kemana aja sih?

Kenapa kamu pergi tanpa ada kasih kabar sama sekali, setelah...setelah...hari itu,aaaahhhh...kenapa kamu menghilang? KENAPA ISYU?!" tanya tasya sambil terisak.

"Tasya... tenangkan dirimu, iya aku akan kasih tau semuanya. Tapi jangan sekarang ya, aku akan ceritakan semuanya ketika waktunya telah tiba. Jadi sekarang, TOLONG HENTIKAN TANGISANMU DAN BERHENTILAH BERTERIAK SEOLAH-SEOLAH KITA CUMA BERDUAAAA DIDALAM BUS INI..." teriak isyu dengan sedikit kesal. Seketika semua tatapan tertuju kepada keduanya.

"Eheehh ...maaf pak buk, saya tadi sedikit kaget" ujar isyu sambil menundukkan kepalanya pertanda permintaan maafnya kepada semua penumpang yang sedang menatap sinis ke arah mereka.

Perlahan satu persatu tatapan tersebut mulai teralihkan ke arah lain, seluruh penumpang sudah tidak menghiraukan kegaduhan keduanya.

"Isyu...kamu kuliah di kota ini juga ya?" tanya tasya dengan nada yang sedikit berbisik agar kali ini mereka tidak menarik perhatian penumpang lainnya. "Hahhhhh... iy..iya tasy, aku kuliah di Universitas dekat sini kok. Terus kamu kenapa bisa sampai di kota ini?" jawab isyu dan kembali menanyakan hal yang sama kepada tasya. Dengan sedikit ketawa kecil tasya berusaha membuat sahabatnya menebak kenapa dia bisa ada di kota itu "hehe...coba kamu tebak kenapa aku bisa disini?".

"Hhhhh...kenapa kamu malah balik bertanya sama aku, yah sudah jelas kamu disini bukan karena kamu kuliah disinikan?". Tasya hanya mengangguk pelan mengiyakan perkataan Isyu.

"Mmmmm...aku gak tau Tasya, coba beri tau aku sekarang kenapa kamu bisa berada di kota ini" jawab isyu menyerah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu tau...aku datang kesini karena Romi ngundang aku makan-makan untuk ngerayain ulang tahunnya dua hari yang lalu" ujarnya sambil sedikit terkekeh senang.

"APAA!!!" seru isyu kaget sambil menutup mulutnya agar suaranya tidak terdengar oleh penumpang lainnya dengan mata membelalak lebar. "Ro... Romi ada di kota ini?" tanyanya penasaran.

Tasya langsung mengangguk cepat mendengar pertanyaan dari isyu "Iyaa...kamu tau, pasti Romi senang banget bisa ketemu sama kamu" seru tasya bahagia.

"Jadi, Sekarang kamu harus ikut aku ketempat Romi" ajaknya sambil menggenggam tangan isyu erat.

"Tapi Tasya aku ad__"

"Ssttt... tidak ada penolakan untuk permintaanku yang kali ini. Kali ini aku yang berbicara dan kamu hanya bisa menurutinya saja. Mengerti!!!" ujar tasya memotong pembicaraan isyu sambil membungkam mulut isyu dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya terlihat sibuk memainkan layar hp-nya. Isyu tidak tau jelas dengan siapa tasya berkomunikasi yang jelas sekarang tubuh isyu gemetar hingga suhu tubuhnya menurut yangmengakibatkan jari-jemarinya terasa dingin.

~~~~~~~~~~~~~~🌺~~~~~~~~~~~~~~

Setelah menunggu cukup lama akhirnya bis yang mereka tumpangi berhenti di halte pemberhentian. Di sebrang halte itu terlihat seorang pria berkemeja hitam yang kira-kira seumuran dengan mereka sedang melambaikan tangannya ke arah keduanya. Isyu langsung mengalihkan pandangannya ke arah tasya yang sedari tadi membalas lambaian tangan dari pria yang berada di sebrang jalan tersebut. Isyu pun langsung menyipitkan matanya untuk melihat jelas siapa pria yang berada di sebrang itu, seketika mata isyu langsung membelalak lebar dia kaget ternyata itu adalah romi sahabat kecilnya. Dia kaget karena dia bahkan sudah tidak mengenali sahabatnya tersebut, karena Romi terlihat jauh berbeda dari 4 tahun yang lalu. Tubuhnya yang menggumpal bagaikan daging berjalan menghilang dimakan waktu dan berubah menjadi pria tampan yang sekarang mungkin menjadi bahan incaran para wanita buaya darat. Tubuhnya yang tinggi semampai terlihat menarik dengan tubuhnya yang sangat gagah, senyuman yang tipis sangat menawan, kalau dilihat-lihat lebih dekat dia terlihat seperti idol Korea (hehehehe...halu dikit yakk). Eh, tidak itu terlalu berlebihan. Oke, kita lanjutkan lagi. Tasya langsung spontan menarik tangan isyu untuk menyebrang jalan dan berlari ke tempat Romi berada.

"I...ini isyu?" tunjuk Romi ke arah isyu dengan pandangan terkejut. Tasya mengganggu bangga sambil tersenyum riang.

"Seriusan???...isyu aku kangen bangetttt..." Romi berlari ke arah isyu sambil meregangkan kedua tangannya untuk memeluk tubuh mungil isyu.

"Eeehhh... apa-apaan ini!" tolak isyu sambil bersembunyi di balik tubuh tasya yang lebih tinggi darinya.

"Huhhhh... Romi..." tasya menghela nafas panjang dan menunjuk ke arah baju isyu dari atas sampai ke bawah.

"Sudah tau kan? Isyu itu bukan isyu yang dulu tadi kan udah aku jelaskan di hp. Gimana nih sih kamu ini!" seru menjelaskan sambil sedikit kesal.

"Hehehehh...." suara tawa kecil terdengar dari bibir isyu. Wajahnya memerah karena menahan tawa agar tidak kelepasan.

"Isyu...kenapa kamu ketawa?" tanya Romi penasaran.

"Hahahah... enggak, gak apa-apa aku kira setelah 4 tahun berlalu kalian berdua bakalan berubah. Eh ternyata tidak ada yang berubah sama sekali, kalian tetap sama. Sama seperti dulu, kalian tetaplah seperti sahabat yang aku kenal dulu" jelas isyu sambil sesekali tertawa kecil.

"Ehhmm...tapi ada yang berubah dari kalian berdua, tapi sedikit" celotehnya kembali.

"Apa itu???" tanya tasya dan Romi bersamaan.

"Cara berpakaian kalian dan dandan kalian jauh berbeda dari dulu, dulu kalian dekil banget dan yang bikin aku terkejut kamu Romi..." ujar isyu dengan tawa yang lepas.

"Kamu berubah banget, tau gak sampai-sampai aku gak ngenalin kamu tau"

Romi dan Tasya tersenyum tipis melihat tawa sahabatnya yang sangat bahagia. Tawa yang sangat mereka rindukan selama bertahun-tahun ini.

"Selama ini kamu kemana aja isyu?" tanya Romi dengan nada rendah. Tawa isyu seketika terhenti pandangannya tertunduk mulutnya bungkam tak bergeming menanggapi pertanyaan yang dilontarkan Romi kepadanya. Tasya yang melihat suasana kembali hening terlihat berusaha mencairkan suasana. Karena dia tau isyu tidak akan menjawab pertanyaan itu. Isyu merupakan orang yang sangat keras kepala, ketika dia sudah memutuskan sesuatu maka mustahil bagi orang lain untuk mengubahnya. Karena selama di bis tadi dia pun sudah menanyakan hal yang sama seperti Pertanyaan Romi tapi mau sebanyak apapun dia bertanya isyu akan membungkam mulutnya.

"Ahhhh... gimana kalau kita ngelanjutkan ceritanya di dalam aja, soalnya disini lumayan panas bukan" ajak Tasya kepada kedua sahabatnya yang terdiam membisu, Romi yang mengerti maksud dari tasya langsung merespon mengiyakan ajakan Tasya.

"Eh iya ya, kita ke sinikan karena mau aku traktir makanan. Ya udah yuk masuk nanti bisa-bisa kita mati kelaparan dan juga kepanasan diluar" canda Romi berusaha menarik perhatian Isyu. Isyu pun mengangguk dan mengikuti langkah kedua sahabatnya dari belakang.

Hari itu berlalu dengan suasana yang sedikit canggung, karena kedua sahabat isyu terus berusaha menanyakan hal sama dan sedangkan isyu terus menutupi dari kedua sahabatnya kenapa dia menghilang 4 tahun yang lalu.

(Komen ya, bagaimana menurut para pembaca dengan cerita ini😊🤗)