Chereads / Cinta Serumit Rumus (Four love)... / Chapter 94 - Chapter 94

Chapter 94 - Chapter 94

๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ

Kirana duduk dikursi yang ada didepan teras rumahnya sambil bermain ponsel.

Kay yang sedang terburu buru keluar dari rumah menghentikan langkahnya dan sedikit melirik ke arah Kirana.

"Yok dek...ntar loe telat!"teriak kay.

"Loe duluan aja,gue ama Revan...loe kan udah telat!"sahut Kirana sambil menyimpan ponselnya kesaku kemejanya.

Angle keluar dari rumah sambil membawa beberapa berkas kantor milik kay.

"Sayang ...ini berkasnya ketinggalan.."ucap angle sambil berlari menghampiri kay.

"Owh iya..makasih ya sayang.. untung kamu ingetin!"seru kay sambil mengambil berkas yang ada ditangan angle dan memasukkan nya kedalam tas yang ia bawa.

"Yaudah aku berangkat dulu ya...bye sayang..."ucap Kay sambil mengecup kening istrinya lembut.

Emmuachh...

"Njir...pagi pagi buat iri aja nih pasutri!"ketus Kirana sambil memasang wajah datar.

angle hanya tertawa melihat kekesalan Kirana, sementara kay memasang wajah meledek dan segera berlari menuju mobil nya yang ada didalam garasi.

"Kamu gak berangkat dek?"tanya angle lembut.

"Gak...aku pergi bareng..."

"Afian!"potong angle.

Kirana terdiam dan sedikit mengernyitkan dahinya kearah angle.

"Ya enggaklah,ngapain juga gue bareng tuh orang...gue pergi bareng REVAN,yaudah kk...Kirana pamit!"seru Kirana sambil beranjak dari kursinya dan menyalim angle yang masih terdiam ditempatnya.

Angle menatap sendu punggung Kirana yang perlahan menjauh dari pandangan nya.

Dirinya yang telah lama menjadi saksi perjuangan afian mengejar cintanya,merasa miris dan sedih saat mengetahui bahwa perjuangan cinta pemuda itu harus pupus hanya karena amnesia yang dialami Kirana.

***

Setiba dikampus kirana segera turun dari motor Revan,dan melepas helm nya.

"Buset ....rambut gue mirip singa,mekar banget njir!"dumel Kirana sambil merapikan rambutnya lewat pantulan kaca spion motor Revan.

Revan yang mendengar itu hanya terkekeh dan segera turun dari motornya.

Ia pun segera menarik pundak Kirana agar berdiri tegak dihadapannya.

Kirana yang masih tidak mengerti dengan yang dilakukan Revan mendadak menegang saat pemuda itu merapikan rambut nya dengan lembut.

"Nah gini kan udah rapi lagi...jadi keliatan lagi cantiknya..."ucap revan sambil tersenyum hangat kearah Kirana yang mendadak merasakan hangat dikedua pipinya.

"Pipi loe kenapa Ra... perasaan masih pagi,kok udah merah aja...kan matahari belom nongol..

"ucap revan dengan polos.

Pletakk!!!

Awww!!!

"Sakit Ra!!!"ucap revan kaget sambil memegangi kepalanya.

Kirana hanya memasang wajah datar dan pergi meninggalkan Revan.

melihat itu Revan hanya tersenyum tipis dan segera mengejar Kirana.

"Ra yang tadi belum dijawab..kenapa pipi kamu mendadak kayak kepiting rebus..."ucap revan sambil terus berusaha mensejajarkan langkah nya dengan Kirana.

Kirana menghentikan langkahnya dan mengepalkan kedua tangannya.

"Ihh..Revan bisa diem gak sih loe,gue sumpel juga tuh mulut pake kain lap!"ketus Kirana.

"Loh kok marah sih!"seru Revan sambil menunjukkan seringai nya.

Kirana semakin kesal dan mencubit pinggang Revan terus menerus, sedangkan Revan malah berjalan sambil meringis kegelian.

"Ra..geli...Ra....kiranaaaa!!!"pekik Revan.

Melihat Revan yang tertawa ngakak sambil terus terusan menghindari cubitan darinya, Kirana mendadak tertawa dan terus melanjutkan aksinya menuju ruangan mereka.

Dilain sisi,sepasang mata sendu menatap keduanya dari arah parkiran belakang.

***

Lila melirik tajam kearah afian yang sedari tadi hanya diam dikursi nya.

Biasanya setelah bel istirahat berbunyi,temannya itu akan langsung menghilang dari ruangan.

Namun kali ini dirinya hanya duduk diam tanpa berniat beranjak pergi kemana pun.

"Woiii..ngapa diem Mulu lu..kesambet janda ya!"pekik Lila.

Afian melirik malas kearah lila dan kembali diam ditempatnya.

"Njir ...cuma dilirik doang gue ngomong,gue lempar meja juga tuh muka!"kesal lila.

"Aelah la...mungkin nih anak stres mikirin skripsi kali!"Sahut Andra.

"Njir...loe kali yang stres ama skripsi..nih anak mah gadak masalah ama skripsi nya... pejuang masa depan gituloh!"sahut Lila.

"Lah terus kalau bukan karena skripsi apaan dong!"seru Andra bingung.

"Kalau nih anak mah...kalau lagi mode kesambet gini...biasanya masalah HATI sih.."ucap lila yang berhasil membuat afian menoleh kearah mereka berdua.

"Apaan sih,sok tau Loe dua!"pekik afian.

Lila segera tertawa bangga,karena tebakan nya tidak pernah meleset tentang afian,lihat saja setelah membahas perasaan afian yang tadinya diam mendadak berbicara dengan nada jutek.

"Nah kan bener... langsung ngamuk nih anak!"pekik Lila.

"Afian!"panggil seorang gadis dari pintu ruangan mereka.

Ketiga nya langsung menoleh kearah pintu,dimana seorang mahasiswi junior berjalan masuk kedalam ruangan mereka tanpa rasa segan dan segera menghampiri meja afian.

"Mau ngapain loe!"ketus afian.

"Wihh..jangan galak gitu napa sih bro...kasian kali,adik cantik ini udah capek capek ngehampirin loe kesini!"sahut Andra sambil menunjuk kan senyum buaya nya pada gadis tersebut yang tak lain adalah Melisa.

"Gue gak nyuruh dia kesini!"ketus afian sambil menatap malas Melisa.

Mendengar itu Melisa hanya tersenyum getir dan segera menyerahkan kotak makan siang yang sedari tadi ia sembunyikan dibelakang nya.

"Hari ini aku liat kamu gak kekantin,kebetulan aku juga bawa bekal lebih hari ini..kamu makan ya..."ucap Melisa lembut.

"Loe gak salah ngasih gue bekal...loe pikir gue anak TK!"tegas afian.

"Ya...aku gak mau aja kamu sakit cuma karena gak makan..."ucap Melisa sambil menahan sesak didadanya.

"Bawa balik...loe gak usah sok perduli sama gue..lagian gue juga gak bakalan mati, cuma karena gak makan!"ketus afian yang berhasil membuat tubuh Melisa bergetar karena menahan tangis .

Ia pun menarik kembali tangannya dari hadapan afian dan tersenyum tipis padanya.

Tanpa berkata kata lagi,Melisa segera pergi dari sana.

Saat tiba didepan ruangan,Melisa membuka kotak bekalnya dan segera menuangkan isinya kedalam tong sampah yang ada didepan ruangan mereka.

Kemudian menutup kotak itu lagi dan segera pergi meninggalkan ruangan itu.

Melihat itu Lila dan Andra merasa kaget dan emosi pada afian.

"Loe gilak ya Fian!"pekik Lila.

"Apaan sih la...emang gue kenapa!"sahut afian malas.

"Yang loe lakuin ke dia itu keterlaluan bro...loe udah ngerusak nama baik cowok!"tambah Andra.

"Loe kali yang ngerusak nama cowok...buaya!"pekik afian.

"Woi...gue emang buaya...tapi setidaknya gue ngasih kebahagiaan gak kayak loe...cuma bisa nyakitin perasaan doang!"balas Andra dan pergi meninggalkan afian dengan emosi.

Afian memegangi kepalanya yang berdenyut dan menatap nanar Lila yang masih menatap nya kesal.

"Kenapa lagi la...gue salah nolak pemberian dia?"tanya afian.

"Gak sih...cuma gak harus dengan cara kayak gitu...dan gue tau,loe kayak gitu sama dia bukan karena loe gak suka sama pemberian dia,tapi loe lagi lampiasin kekesalan loe ama dia!"pekik Lila.

Afian mengernyit bingung mendengar ucapan Lila barusan.

"Dengar ya Fian...kalau gue liat,tuh cewek kayak nya suka sama loe...dan gue harap,loe gak bakalan nyakitin dia...karena loe sendiri tau gimana rasanya berjuang tapi dipatahkan!"seru lila dan ikut pergi meninggalkan afian yang kembali terdiam ditempatnya.

๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ