Chereads / Cinta Serumit Rumus (Four love)... / Chapter 78 - Chapter 78

Chapter 78 - Chapter 78

❤️🔥❤️

Kirana berjalan dengan kesal kearah halte bis yang berada tidak jauh dari kampusnya.

Ntah mengapa sikap afian padanya hari ini benar benar membuatnya menjadi kesal dan uring iringan.

Tiiinnnnnnnnn...

Njirrr....

Kirana memekik kaget sambil melirik tajam Revan yang tertawa diatas motornya sambil mengiringi langkah nya.

"Loe ngapain sihhh...Klatson segala..kalau gue jantungan gimana bambank!"pekik Kirana.

"Ya.. buktinya loe nya sekarang baik baik aja tuh..."Sahut Revan dengan cengiran kudanya.

"Ngeselin banget sihh nih orang...!!!"pekik Kirana dan berjalan mendahului Revan.

"Mau bareng gue gak??"Tanya Revan spontan yang membuat Kirana menghentikan langkah nya dan menoleh tajam kearahnya.

"GAK USAH!!!"balas Kirana.

Revan hanya terkekeh dan memutar arah motornya agar berlawanan arah dengan Kirana.

Brukkk!!!!

ahhkkkk!!!

"Bangsaattt!!!!!!"Teriak Kirana.

Bruummmm....

Revan menoleh kebelakang dan melihat Kirana sudah terduduk dipinggir jalan sambil memegangi sikunya yang berdarah.

Lalu ia melirik tajam seorang cowok yang melajukan motornya kencang setelah menyerempet Kirana.

Ia pun segera turun,dan berlari kearah Kirana yang kini meringis sambil memegangi lukanya.

"Loe gak papa Ra?"tanya Revan khawatir.

"Anjir...gue hampir mati gini..pake loe tanyain lagi!!"dumel Kirana sambil menatap Revan Nyalang.

Revan memutar bola matanya malas dan segera membantu Kirana untuk berdiri.

"Ikut gue sekarang!"Titah Revan sambil berniat menarik lengan Kirana tapi malah dihempas oleh dirinya.

"Apaan sih loe...loe mau bawa gue kemana!"pekik Kirana curiga.

"Astaga... emang loe mau pulang dalam keadaan kayak begini,loe gak takut Abang loe khawatir..."jelas Revan.

"Loe tau dari mana Abang gue bakalan khawatir..."Ucap Kirana dengan tatapan sinis nya.

"Udah, intinya sekarang loe ikut kerumah gue aja...ayooo..."ajak Revan dan kembali menarik tangan Kirana,tapi kali tidak ada penolakan atau pun bantahan.

Bruummmm....

***

Kirana menatap sekeliling pekarangan rumah megah yang bisa dikatakan Hampir setara dengan rumahnya.

Namun rumah ini lebih elegan dan...SEPI.

"Ra... loe ngapain melongo dihalaman rumah gue doang... ayo buruan masuk!"Seru Revan dari arah pintu.

Kirana mengangguk dan berjalan cepat mengikuti Revan masuk kedalam rumah.

"Duduk sini..."Ucap revan sambil mengeluarkan obat obatan dari kotaknya yang ia letakkan diatas meja.

Kirana berjalan Ke arah sofa dan duduk disamping Revan.

"Mana siku loe yang luka tadi?"tanya Revan sambil menyodorkan kapas yang telah ia beri antiseptik.

Kirana mengulurkan tangannya,dan membalikkan nya sedikit agar Revan bisa menjangkau luka nya.

Revan dengan hati hati dan telaten membersihkan luka Kirana, sementara Kirana masih menatap sekeliling rumahnya dengan aneh.

"Loe kenapa liatin rumah gue gitu amet...Kagum?"tanya Revan yang sudah selesai mengobati luka kirana.

"Apaan sih..gue cuma heran aja,rumah segede gini...tapi penghuninya cuma loe ,satpam didepan ama pembantu loe yang tadi?"Tanya Kirana sambil menunjuk kearah dapur,dimana mbok Erni sedang membuat minuman.

"Rumah ini emang besar...tapi penghuni nya cuma Gue,Papa, Kang ujang ,dan Mbok Erni..."sahut Revan sambil membereskan kembali kotak obat miliknya.

"Kalau mama loe?"tanya Kirana penasaran.

Deg...

Revan mematung mendengar pertanyaan Kirana,yang membuat hatinya sedikit terasa sesak.

"Dia...Beliau pergi ninggalin gue dan papa saat gue Umur 7 Tahun,sejak saat itu gue lupa apa arti dari kasih sayang seorang ibu..."jelas Revan dengan wajah tertunduk sedih.

Kirana merasa tidak enak hati setelah mendengar penjelasan Revan.

Ada sedikit rasa bersalah, karena telah membuat pemuda malang itu mengingat kenangan pahit dalam hidupnya.

"Sorry Van..gue gtw.."sahut Kirana sambil memegang tangan Revan yang ada diatas meja.

Revan melirik kearah Kirana,dan Memegang tangan Kirana dengan tangan nya yang lain.

"Gpp kok..santai aja..."

"Ini minumannya Den...."Ucap Mbok Erni sambil meletakkan Dua gelas Es sirup ke atas meja.

Spontan kirana menarik tangan nya dari genggaman Revan sambil menggaruk garuk Tengkuknya dan merasa agak sedikit canggung.

"Non ini pacar nya den Revan ya.. soalnya baru kali ini, mbok liat Den Revan bawa cewek kerumah..."

Deg...

Kirana dan Revan mematung ditempatnya masing masing sambil menatap canggung satu sama lain.

"Mbok bisa aja....Dia temen kampus Revan mbok.."Sahut Revan memecah kecanggungan.

"Ahhkkk...masa Temen doang...tapi sampe Diobatin gitu lukanya...padahal kan den Revan paling males ngobatin luka nya sendiri!"Seru mbok Erni yang semakin membuat kecanggungan diantara mereka berdua.

Kirana sedikit kaget mendengar penuturan mbok Erni,yang membuat jantungnya kembali berpacu cepat, seperti waktu bersama Revan di UKS kampus.

"Oh ya...itu lukanya kenapa?"tanya mbok Erni sambil meringis melihat siku Kirana yang ditempel kapas.

"Owh ini..tadi gak sengaja keserempet dijalan!"sahut Kirana cepat untuk mengubah topik pembicaraan.

"Ya ampunnn...Den revan gimana sih... pacarnya kok gak dijagain...sampe keserempet gitu..."Sahut mbok Erni yang kembali membuat mereka berdua menegang.

Ingin rasanya saat ini Revan menyuruh Mbok Erni diam,tapi dia bukanlah tipikal orang yang kasar pada orang yang lebih tua.

Apalagi mbok Erni sudah ia anggap seperti pengganti mamanya sendiri sejak ditinggal pergi.

❤️🔥❤️