Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Detective Milenial

Fahmi_Rizal_M
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.2k
Views
Synopsis
Waktu terus bergulir menyisir ruangnya, Jaman kian maju sampai semua hal kini terasa mudah berkat teknologi yang amat mutahir. Namun akan kah mudah jika di masa ini hal rumit terjadi, segala sesuatu tak sesederhana yang dikira. Akan kah detektif muda ini mampu memecahkan segala sesuatu yang kalut dan meluruskan benang yang kusut. Main Cast : Kin Deon Aeera Birdella Aristella Clarabel Saveri Favian Alfa Keefe
VIEW MORE

Chapter 1 - The Blood Of Algirithm

"Hey ...

aah.. Aku pusing harus memulai dari mana, aku juga tak pandai menulis karangan seperti ini, kalau saja ini tak begitu menarik mungkin aku melakukan hal yang biasa ku lakukan. Siapapula yang akan bertanya apa yang ku lakukan.?

Dimulai dari diriku, namaku Saveri Favian. Terserah saja kalian ingin memanggil ku yang mana, masa bodoh juga kalau tak ingin menyebutnya.

Aku juga tak pandai bertele-tele, pada intinya saja, intinya aku ingin bercerita, mungkin ini sedikit pamer atau apalah itu sejenisnya. Awas saja kalau kau berani mengejek ku, akan ku pukul hidung mu sampai hidung mu menangis.

"Okeeh ... mari kita mulai,,,

Senin..

Hari dimana anak sekolah terbiasa bermalas-malasan, malas untuk berdiri ditengah lapangan lalu mendengar puluhan atau ribuan kata dari kepala sekolah. Nama sekolah ku tidak bagus dan tidak jelek juga, tapi isinya terlalu keren untuk diceritakan ha ha ha ...

SMA StarFist. Dari namapun jelas terpampang, kalau disini terlalu banyak anak yang selalu berkelahi, tak pernah lewat barang seharipun tanpa perkelahian antar kelas bahkan antar sekolah. Yaaah kalian bisa menilaiku seorang preman kelas atau bahkan dalam sehari aku bisa lebih dari 10 kali untuk berkelahi hanya untuk tetap dianggap berkuasa dalam sekolah ini, aku juga punya cukup banyak pengikut. Tentu aku paham mereka mengikuti siapa yang paling kuat, hukum rimba sangat berlaku disini.

Hari itu, seperti biasa belajar secara normal, jika jam istirahat datang kalian akan lihat sendiri kalau setiap saat ada saja yang berkelahi, bahkan ditiap kelas banyak pula bekas noda darah. Namun jika membicarakan kekompakan dalam sekolah kami nomor 1.

Tak terasa waktu begitu cepat adanya, jam pulang sekolah pun tiba, disambut dengan bell sekolah yang menandakan semua kegiatan belajas itu selesai. Namun kami di kejutkan adanya siswa yang tewas tepat disebelah kelasku,,,

- " Woaaaa ...." Teriak seseorang didalam kelas

"Ada apaan wooy..."

"Gatau njir, si gilang mati woyyy..."

"Panggil guru cepeet !!..."

Guru yang baru saja keluar dari kepas tersebut kembali masuk dan melihat salah satu muridnya terkapar dengan luka tusuk tepat dijantungnya, darah bercucuran mengalir mewarnai seragam yang ia kenakan.

"Ada apa ini , ada apa..." sahut guru

"Ini pak gilang pak ..." ucap teman yang sebangku dengan nya.

"Kenapa bisa begini"

".. Gatau pak, kaya ada sesuatu nembak gitu pak .."

Gurupun memeriksa nya, dan disana bersarang sebuah isi dari pulpen, menancap dalam menembus bagian sela-sela rusuk nya.

".. Panggil polisi dan telfon ambulan cepat sisanya tak ada yang boleh keluar dari sini. Rama kau yang panggil polisi dan lapor kepala sekolah ..." Ucap Sang guru yang bernama anto.

Karena aku terlanjur menonton dan terjebak dalam kelas tersebut, aku tak bisa lagi keluar sampai kasus nya selesai, kalau sampai aku keluar aku akan di curigai sebagai tersangka walau mereka tak punya bukti, tapi cukup heran kenapa bisa isi pulpen mampu menembus sela dari susunan tulang rusuk.

"Jika tangan manusia menusukannya, itu mustahil..." Gumam ku.

Ditengah kerumunan di kelas ini, aku merasa ada yang janggal, ini bukan pertama kalinya aku menemukan kasus pembunuhan, tapi ini pertama kalinya aku melihat pembunuhan dan terlibat masuk dalam lingkarannya. Banyak buku detektif yang aku baca, namun kali ini lebih sangat terasa dalam jantung ku. Melihat korban yang meninggal dengan terduduk, dan seragam yang bersimba darah yg keluar perlahan. Korban bernama Gilang, teman sebangkunya bernama rama, dan pak guru itu bernama anto. dan sisanya 28 orang, 8 orang wanita dan 20 lainnya pria, dan tambah lah aku dari kelas sebelah . Jadi ada 31 orang yang ada dalam kelas ini bersama dengan pak anto.

15 menit berselang, tak lama ambulans dan 4 orang polisi pun tiba. Kami semua di periksa satu persatu, tentunya aku lolos karena aku tak tau sama sekali apa yang terjadi. Tapi ada satu orang polisi menahan ku pergi, dan meminta bantuan ku untuk mengerjakan sesuatu .

"Hey bang ..." Sahut polisi

" Yaaa ada apa pak,.." jawab ku

"Gua mau minta tolong sama lu,.."

Ujar pak polisi yang berbadan tinggi, namun dari gayanya ia seperti anak muda, karena ia memakai masker aku tak bisa melihat wajah nya. Namun aku sedikit curiga ...

"Minta tolong apaan pak ..." jawab ku

Segera ia menuliskan sesuatu di secarik kertas,

"Gua rasa lu pinter matematika yaah bung, rasa doang ini mah ... sisanya terserah lu dah ..."

'distance counter algorithm'

"Seeeh sue amat, Gua mau pulang pak, ngapain juga udah selesai belajar malah dikasih ginian ..."

"Udeeeh kerjain aja, pelit amat lu.."

"Yakali gratis ..."

"Niih Gocap dah buat lu, tulisin gw jenis jenis algoritma penghitung jarak ... kalo lu bisa nulis beberapa rumus nya doang, gw kasih 500rb dah"

"Anjirrr ada apaan nih, buat nyogok ujian lu bang, lu mau ujian jadi minta ke gua gitu .."

"Kaga lah bego ..., udeeh gw tau lu juga ada rasa penasaran ama ni kasuskan. ? udeeh kerjain gw mau ketoilet ... baaay .... "

Ucap nya sembari melangkah pergi.

" 500rb lumayan nih, kali aje kan bisa beli diamon mobile legend... skin baru chou ... uuuhuuuy ... " gumam ku ha ha .

"Algoritma K-NN kayanya lebih pas, ada 4 cara buat menghitung jaraknya, buat apaan polisi minta bikin ginian.... bakaln ngitung jarak jalanan kali ... atau ..?" Gumam ku

Akupun menuruti yang polisi itu inginkan, namun disisilain aku bertanya-tanya bukan kah polisi tkp itu semua berada dalam kelas,..

Masa bodoh dengannya, namun karena memikirkan rumus tadi, aku sedikit tersadar akan sesuatu, kalau pembunuhan ini pasti terencana sedemikian rupa, dengan perangkat, dan jarak yang sudah di tentukan secara detail, arah dan bahkan gelombang angin yang masuk dari jendela pun mungkin ia perhitungkan secara matang.

Jika korban duduk di barisan tengah, di bangku ke 4 itu pasti titik tengaj dari kelas itu. Tapi ada hal menarik yang membuat jantungku sedikit berpacu karena aku merasa seperti detektif.

Ooh iyah lanjut pada kasusnya. yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana isi pulpen itu melesat seperti peluru, benda apa yang di gunakan, dan dari sisi mana pelaku melakukannya. Aku juga peka kalau polisi itu mencoba menguak sesuatu yang terjadi tapi ia malas melakukannya.

....

....

....

Sudah 2 jam sejak kejadian pembunuhan tadi, semua yang dicurigai masih dalam kantor kepala sekolah, ada 5 orang yang di curigai sebagai pelaku pembunuhan ini, namun karena tanpa bukti mereka menunggu pihak polisi untuk mendatangkan detektif atau inteljen.

Sementara aku menguping disebelah ruang kantor kepala sekolah persis dibawah jendela sambil menghisap sebatang rokok .

5 Orang ini adalah

- Pak anto sang guru,

- Rama teman sebangku

- Adi orang yang biasa berkelahi dengan korban

- Tein yang pacarnya direbut gilang

Dan

- Gina pacar dari tein tapi selingkuh dengan gilang

Tak sengaja pun aku mencatatnya, tiba tiba aku sadar akan sesuatu. Kenapa pula aku disini, jika menyelidikinya adalah hal yang menarik kenapa tidak.

Akupun mengunjungi kelasnya, karena sudah sepi juga tak ada murid yang lain.

Sesampainya aku di kelas gilang, aku berdiri tepat di meja guru, melihat tiap sudut yang sangat buta bagi siswa dan luput dari pandangan orang terdekat .

Dari yang aku tau, dan terbiasa melihat, Gilang baris tengah urutan 4, rama persis satu bangku itu pasti mustahil, tein baris ke 4 juga namun berselang 1 baris dari gilang, gina persis sebelah rama tepat dengan jendela. Tein dan Gina sama sama bersebelahan dengan jendela.

Sejenak aku duduk di kursi meja guru, aku pun beranjak kelluar dari kelas saat ingin membuka pintu...

"Traaaak ..."

"Apaan tuh, ... Senar gitar,?" ucap ku

Senar gitar yang jatuh dari bagian pegas pintu atau bisa disebut engsel otomatis, namun jika membukanya akan membentuk sebuah busur dan anak panahnya adalah isi pulpen.

"Yaaah akhirnya si tolol tak matang menyusun rencana.."

Orang yang dekat dengan pintu atau sejajar dengan arah pintu, adalah si tein, tapi kenapa gilang yang menjadi korban .

Tak lama aku melamun, polisi yang tadi memberi ku tugas datang lagi dan masih menggunakan masker dan topi hitamnya.

"Iyaah memang Teinlah sebenarnya korban atau bunuh diri, dengan pegas ini mungkin lesatan dari isi pulpen itu akan lebih keras jika seseorang membanting pintunya. Dan saat pelajaran selesai pak anto keluar dari ruangan kelas tak sengaja melepas pintu begitu saja alhasil pintu seperti terbanting, jarak dapat di tentukan dari panjang senarnya, dan angin takkan terlalu mempengaruhi isi pulpen untuk berbelok kalau ia melengkung dalam posisi duduk pasti kepala, kalau berdiri pastilah jantung." ucap nya

"Kalau imajinasi ku tidak salah, Tein mengejek dan membuat marah gilang, saat tiba bell berbunyi gilang menghampirinya menarik teman sebangku tein dan ia memojokan tein, bersamaan pak anto keluar dri ruangan"

"Duarrrr ... peluru melesat. ooh iyah ini uang mu ." ucap polisi itu sambil tersenyum bersamaan ia memberikan uang yg ia janjikan .

"Waaaw ... Terima kasih pak "

"Yooo... sampai jumpaa, bersaksilah untuk temen lu dan untuk kebenaran" ucap polisi itu sambil berlalu.

Akupun bergegas menuju kantor kepala sekolah, dan setelah aku masuk aku mulai menjelaskan apa yang aku tahu, dan karena polisi gadungan yang membantu ku akhirnya aku bisa meluruskan apa yang terjadi sebenarnya.

" aku bisa perinci kasus ini dan pelakunya, dengan jarak nya ga lebih dari 5 meter, untuk melesatkan ini ia sengaja menyiapkan dari awal pelajaran dimulai atau mungkin, jam istirahat atau mungkin sebelum pembelajaran selesai, karena itu isi pulpen ga akan ada yang menyadarinya kalau itu berbahaya juga. Angin hanya 10km/jam. Dengan jarak sedekat ini ga akan mempengaruhi arah dari isi pulpen untuk melesat, si tein sengaja membuat senarnya dahulu agar tak ada yang sadar kalau engsel pegas pintu itu bisa menjadi busur sederhana namun mematikan, lalu ia memancing kemarahan si gilang untuk mendekat padanya, rencana bya berhasil, tein pun sengaja untuj terpojokan agar bukan senjata makan tuan, bersamaan pak anto keluar dari kelas dan pintunya tak ia pegang jadilah pintu pegas itu terbanting dan melesatkan panahnya. Segala skenarionya mungkin aku tak begitu detail seperti apah, hanya pelaku dan korban yang tau, aku disini hanya mengetahui cara ia membunuh korban itu seperti apa... selebih nya mohon maaf . permisi saya pamit pak..."

Setelah aku keluar dari kantor kepala sekolah, aku berjalankeluar dari gedung sekolah. Lalu aku bertemu dengan polisi gadungan itu yang berada tepat diseberang jalan, namun setelah mobil lewat menutupin nya, ia berlalu bagai kilat yang entah kemana perginya, dan uang yang ia berikan aku nikmati demi kesenanganku sendiri.

Yaaah gitulah ceritanya, tak terbiasa aku menulis kalau bukan untuk kebaikan yang katanya baik. Masa bodoh juga aku soal ini, mungkin kebetulan, dan maaf kalau aku bertemu lagi dengan polisi itu dan ternyata polisi beneran yaa maafkan aku, karena mengira polisi gadungan.

Segitu sajalah dari ku, Gak berharap apa-apa sih, terserah kalian saja yang baca menikmati atau mengejek tulisan ku ini. Yang pasti jika mengejek jangan berdiri dihadapan ku, karena ini akan mendarat tepat di wajah mu ...

Ha Ha Ha ... Sekian dari ku .

Salam....

Too Be Continue ...