Dari balik punggung si pria berparas tampan ini mendahului kami. Tangannya membuka pintu mobil untuk kami berdua, rasanya sungguh tak masuk akal, tapi lupakan semua. Mungkin, ini akan menjadi hubungan baik di antara kami.
"Terima kasih," ucapku merunduk.
"Sama-sama," sahut Daichi tersenyum.
"Arigatou," ucap Feno kepadanya.
Hah! Aku baru saja melihat keduanya langsung menggunakan bahasa jepang dengan begitu akrabnya. Kini, Feno akan terus terlihat ramah dengan si pria ini.
Getaran mobil kini mulai bergerak. Mataku jelas memandang jalanan dan entah ke mana kami akan pergi? Kepalaku sedikit merunduk, mendekati Feno dengan tatapan serius.
"Hei! Kita mau ke mana?" tanyaku pada Feno.
"Tenang saja, kita akan menuju tempat makanan yang paling istimewa, kurasa dia menyukaimu," bisik Feno di dekat telingaku.
Sontak mata dan mulutku tak berani berkata kembali. Cukup sampai di sini, jangan sampai aku berpindah hati!
"Tidak mungkin," kelitku menggeleng.
"Ssttss!"