Endru dengan tangan kosongnya menatap bangunan kokoh perkantoran polisi yang tampak jauh dari jalanan. Masih bersama dengan seorang pria garang yang sebelumnya masih ada hubungan di balik rahasia. Entah apa yang mereka rencanakan dari bawah pepohonan. Namun, keduanya tidak begitu sadar akan mata-mata yang bersembunyi dari balik tembok.
Endru pun bergegas pergi tanpa berbasa-basi lagi dengan si pria bersamanya. Endru berjalan dan memasuki bus yang berhenti di depannya.
Duduk di samping jendela seperti biasa, menutupi kepalanya dengan topi hitamnya, sedangkan si pria bertato 'Z' yang lebih di kenal dengan panggilan Rio Hardianto, berbalik arah dari jalur yang berbeda.
Tampaknya dari sisi tembok pengintaian, salah satu mata-mata bersembunyi secepatnya merogoh kantong untuk mengambil ponsel miliknya, menghubungi seseorang dari dalam telepon.
("Halo,") ucap si pria yang sedang menelepon.
Dari raut wajah yang tak jauh berbeda dari Dilan, paling tidak mereka seusia.