Ruangan sempit dengan cahaya diredupkan dengan tertutupnya pintu. Mona meringis ketakutan melihat sosok pria yang hendak mendekatinya. Dalam nyatanya, Mona kemudian bergumam di hadapan sang Dokter jiwa.
"Pergilah!"
"Pergilah!"
Kata-kata itu mulai membuat ia memasuki ruang masa lalunya. Hendak melarikan diri lalu menjerit. Kepalanya menggeleng-geleng seakan melihat sesuatu dan merasakan timbal balik dari kisahnya.
Sang Dokter tetap memperhatikan reaksi dari gerak-gerik refleks tubuhnya. Masih menaruh posisi aman, Mona terus menutup matanya.
Kembali pada ingatan Mona.
Pada masanya ia mengenang kenangan yang kelam itu. Si pria merobek baju miliknya dengan paksa. Mendekati lalu meraba dengan jelas.
Lalu ia pun menjerit, "Aaaaa!" teriak Mona.
"Bangunlah!" ucap sang Dokter kepada Mona.
Sontak Mona membuka matanya dengan spontan dan kembali menatap sang Dokter dengan raut cemasnya.
"Aku melihat dirinya," ungkap Mona.