Dalam langkah kakiku dengan sahabat kecil ini terus menyusuri lorong rumah sakit. Aku hendak kembali ke tempat kediaman yang paling ternyaman. Namun, sosok Jebran mengikutiku dan memanggilku dari jauh.
"Emira," panggilnya.
Kepalaku sontak menoleh ke belakang dengan sigapnya. Aku melihat Jebran berlari begitu kencangnya hingga di hadapan kami berdua.
"Kau mau pulang?" tanya Jebran.
"Biar ku antar."
Matanya kembali menawarkan kehangatan untuk kami semua. Tiba-tiba ibuku menyusul kami yang baru saja bertemu.
"Hai!" sapa ibuku dengan ramahnya.
"Pas sekali waktu kalian, tolong bantu bibi bawakan semua barang Emira ke mobil Dilan, ya," pinta ibuku.
Sudah kuduga! Ibuku pasti akan menggunakan kesempatannya untuk memberi perintah kepada pacarku.
"Biarkan Emira pulang bersamaku, Bi," pinta Jebran.
"Ah, terserah kau saja. Kalau begitu, bibi akan pulang dengan Dilan," putus ibuku.