Aku dan Dilan saling menatap untuk mendapatkan sebuah penjelasan tentang perihal yang akan menjadi jawaban di balik ke tidak tahunya diriku. Endru adalah nama kedua setelah nama kakaknya, Mona Sandiara.
"Kita mulai dari awal lagi," usul Jebran meletakkan ponsel ke atas meja.
"Aku akan menangkap dan membunuh ayahku sendiri," putusku menatap Dilan.
Sontak wajah Dilan terpelangah dengan keputusanku yang tidak masuk akal ini. Namun, mataku bahkan tidak main-main untuk mengatakannya.
"Aku serius, aku akan membunuh ayahku secara perlahan."
Setiap penekanan kata-kataku akhirnya terlampiaskan.
"Emira," lirih Dilan.
"Ada yang ingin kukatakan padamu," sebut Dilan.
"Hei, Hei!"
Puk!
Puk!
Jebran menepuk tangan dan menghamburkan pembicaraan Dilan dengan sengaja. Sontak diriku tersadarkan oleh kejut yang digerakkan Jebran terhadap kami.
"Di mana adikku?"
Tiba-tiba Dilan mengalihkan pembicaraan.